JANGAN KEHILANGAN WAWASAN, MESKI KEADAAN SERBA SULIT

JANGAN KEHILANGAN WAWASAN, MESKI KEADAAN SERBA SULIT

 

 

Presiden Soeharto menekankan keadaan yang serba sulit saat ini jangan membuat bangsa Indonesia kehilangan wawasan mengenai strategi jangka panjang. Sebaliknya hendaknya makin merangsang tekad, pikiran dari akal agar semua pihak dapat mengatasi keadaan dengan sebaik-baiknya.

Penegasan itu dikemukakan Kepala Negara Jumat ketika meresmikan pabrik pupuk dan 4 industri dasar lainnya yang dipusatkan di Gresik, Jatim sekaligus menanggapi adanya keragu-raguan sementara pihak, apakah rencana memasuki tahap tinggal landas dalam repel ita VI dapat dilaksanakan.

Pembangunan 5 pabrik yang bemilai Rp 61,5 milyar itu dinilai Presiden mempunyai makna yang dalam. Di samping sejalan dengan gerakan efisiensi nasional juga mempakan bukti bangsa ini tidak kalah dengan bangsa lain yang telah lebih dulu mencapai kemajuan di bidang industri.

Dikatakannya, bangsa Indonesia harus membuka sendiri kesempatan dan peluang agar makin banyak yang bisa ditangani sendiri dalam mengejar pembangunan.

“Kita harus berani mencari pengalaman, harus membulatkan tekad menyukseskan pembangunan, mempertebal kepercayaan diri, karena kita memang mampu mengerjakan hal bam yang selama ini belum mampu dikerjakan,” ujarnya.

Presiden bangga bahwa penanganan pabrik yang seluruhnya berstatus PMDN dilakukan oleh tenaga Indonesia sendiri, mulai dari studi kelayakan, sampai manajemen konstruksi, operasi dan pembuatan sebagian besar mesin. Namun demikian di tahun mendatang diharapkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan terus dilakukan secara mantap.

Proyek raksasa ini nantinya berkemampuan juga untuk menyediakan air bersih untuk minum, keperluan irigasi persawahan, perikanan darat, pengendalian banjir dan sekaligus sebagai obyek pariwisata.

Pembangunan tahap pertama PLTA ini selesai Oktober 1988 mendatang, dengan membangkitkan daya terpasang sebesar 500 Megawatt. Pada tahap kedua bisa ditingkatkan menjadi 1.000 MW.

Pembiayaan keseluruhan pembangunan proyek PLTA Cirata diperkirakan mencapai Rp.506,4 miliar. Dari jumlah itu sebanyak Rp. 216,3 miliar bersumber dari APBN, sebanyak Rp. 216,1 miliar dari Bank Dunia lewat IRBD dan sisanya berupa kredit ekspor dari Inggeris dan sejumlah perusahaan Jepang.

Proyek ini memanfaatkan sungai Citarum, salah satu sungai besar di Jawa Barat, yang akhir-akhir ini terkenal sebagai penyebab timbulnya banjir di Bandung Selatan yang cukup hebat.

Dengan demikian, sungai yang mata airnya berasal dari gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung, saat ini potensi airnya telah dimanfaatkan untuk PLTA Ir. Djuanda (Jatiluhur) di Purwakarta yang menghasilkan daya terpasang 150 megawatt dan PLTA Saguling di Kabupaten Bandung dengan daya terpasangnya 700 MW.

Kini dimanfaatkan pula untuk PLTA Cirata yang tenaga listriknya sebanyak 500 MW dan terbesar untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. (RA)

 

 

Surabaya, Suara Karya

Sumber : ANTARA (06/05/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 673-674.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.