PRESIDEN SOEHARTO DAN ROMBONGAN PAGI INI MENIN GGALKAN SEATTLE
Para Kepala Pemerintahan APEC Bertemu Di Indonesia Tahun 1994[1]
Seattle, Suara Pembaruan
Presiden Soeharto mengatakan regionalisme yang terbuka merupakan kunci dari kemajuan ekonorni Indonesia dan mitranya diforum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik .(APEC-Asia Pacific Economic Cooperation).
Namun, yang lebih penting adalah internasionalisme yang terbuka.
“Kita tidak bisa meremehkan arti suksesnya Putaran Uruguay bagi negara-negara berkembang di dunia. Hal itu untuk menjamin tetap terbukanya pasar, sehingga perdagangan yang dilakukan sesuai dengan aturan-aturan internasional yang sudah lazim,” kata Kepala Negara pada jamuan makan malam yang diselenggarakan US-ASEAN Council di Sheraton Hotel Seattle Sabtu malam, waktu setempat atau Minggu siang WIB.
Jamuan makan malam yang diselenggarakan US-ASEAN Council itu, juga dihadiri pengusaha Indonesia antara lain Peter Gonta dari Bimantara Group, John Huang Lippo Group, M Manimaren Texmaco Garments Division dan James Riady Lippo Group. Wartawan Pembaman Mansyur Bams, Annie Bertha Simamora dan Albert Kuhon melaporkan dari Seattle Minggu sore wib.
Menurutt Presiden Soeharto, hal ini bukan saja sangat penting bagi negara-negara maju di dunia, tetapi juga bagi para pendatang baru. “Hanya dengan interaksi dinamis diantara negara-negara di dunia, maka kita bisa berhasil menghilangkan kemiskinan, memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan penduduk dunia, serta mengurangi ketegangan internasional,”kata Kepala Negara.
Kerja sama antara Utara dan Selatan hendaknya juga mempakan ciri dari era pasca perang dingin. Gerakan Non Blok (GNB) telah mengajukan gagasan-gagasan konkret agar konfrontasi bembah menjadi kerja sama di antara bangsa-bangsa yang miskin dengan yang kaya. Inti dari gagasan-gagasan tadi adalah kerja sama yang secara penuh dilakukan oleh semua bangsa melalui/perdagangan dan investasi internasional. Kerja sama semacam itu diharapkan dapat mendorong tercapainya kemajuan yang sangat pesat bagi penduduk dunia, baik dalam arti ekonomi maupun segi kemanusiaannya.
Bangsa Indonesia sadar bahwa harus terus mengambillangkah-langkah lebih lanjut. Menyambut baik keikutsertaan pihak-pihak dan badan-badan asing yang ingin menyertai dalam upaya mencapai tujuan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, kerja sama harus disertai dengan pengertian atas kenyataan yang dihadapi Indonesia. Saran-saran harus disertai dengan pengertian atas kenyataan yang dihadapi. Saran-saran harus mempertimbangkan perkembangan sejarah dan tahapan pembangunan ekonomi bangsa.
Berkembang Pesat
Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat telah berkembang pesat selama tahun tahun terakhir ini dan mencapai hampir 9 miliar dolar AS pada tahun 1992. Perdagangan itu telah bermanfaat bagi kepenti ngan kedua negara. “Kami kira perusahaan-pemsahaan serta pekerja-pekerja Indonesia dan Amerika telah mendapat manfaat dari investasi dan perjanjian komersial yang telah dilakukan antara Amerika dengan Indonesia.”
Keuntungan bersama ini mempakan landasan bagi hubungan erat yang telah terjamin antara Indonesia dan Amerika Serikat. Harus dilakukan segala upaya untuk menjamin agar semua manfaat dari perdagangan bebas dan investasi berkembang terus bagi rakyat kedua negara.
Presiden Soeharto mengajak pihak swasta Amerika dan Indonesia bekerja bersama dalam mencari cara baru untuk mengembangkan hubungan ekonomi. “Dari pihak kami, pemerintah Indonesia pasti akan mendukung usaha-usaha Amerika untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan tadi,” kata Presiden Soeharto.
Menuju Iran
Presiden Soeharto dan rombongan, Minggu siang waktu setempat (Senin pagi WIB) dengan menggunakan pesawat DC-10 Garuda meninggalkan Seattle menuju Iran untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Sebelum ke Iran rombongan selama satu malam akan bermalam di Wma, Austria, menyesuaikan diri terhadap perubahan waktu/ cuaca. Menurut rencana, Presiden dan Ibu Soeharto tiba di Iran hari Selasa (23/11) pukul 15.45 waktu setempat. Malamnya Kepala Negara langsung dijamu oleh Presiden Rafsanjani. Pembicaraan antara kedua kepala pemerintahan baru akan berlangsung hari Rabu (24/11).
Bertemu Di Indonesia
Para kepala negara dan kepala pemerintahan forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) memutuskan akan bertemu di Indonesia tahun 1994. “Presiden Soeharto telah mengundang kita bertemu di Indonesia tahun mendatang. Kami sepakat memenuhinya,” tutur Presiden Amerika Serikat Bill Clinton Sabtu (20/11) petang (Minggu pagi WIB) di Pulau Blake, dekat Seattle di negara bagian Washington.
Para kepala negara dan kepala pemerintahan forum APEC berangkat ke pulau itu dari Seattle Sabtu pagi. Mereka berkumpul di sana atas undangan Presiden Bill Clinton guna melakukan pertemuan informal. Sehari sebelumnya, pertemuan resmi APEC yang dilaksanakan pada tingkat menteri, ditutup secara resmi di Seattle.
Presiden Clinton sebelum bertolak kembali ke Seattle dari pulau tersebut, mengumumkan hasil-hasil yang dicapai dalam pertemuan informal tersebut. Di antaranya yang terpenting adalah pernyataan bahwa para pemimpin itu berharap masyarakat Asia Pasifik bisa bersatu (united) tapi tidak tertutup. “Kami ingin Masyarakat Asia Pasifik bersatu, tapi bukan tertutup. Bersatu, tapi terbuka, “kata Clinton.
Sumber :SUARA PEMBARUAN (23/11/1993)
____________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 354-356.