ABRI MENGEMBAN TUGAS BESAR ATAS PERJALANAN BANGSA
Prajurit ABRI bukan hanya merupakan militer profesional tetapi juga pejuang dalam kehidupan bangsa, Presiden Soeharto menegaskan hari ini pada upacara pelantikan para peiwira muda lulusan AKABRI yang dipusatkan di Dermaga Ujung Surabaya.
Perwira yang dilantik terdiri dari 215 orang, masing-masing Angkatan Darat 85, Angkatan Laut 50, Angkatan Udara 34 dan Polri 46 orang. Sedang yang tidak lulus dua orang.
Di antara lulusan tahun 1981/82 itu terdapat empat peiwira yang lulus dengan nilai terbaik. Mereka adalah letnan Dua (Letda) TNI AD Mohammad Eiwin Syafitri, Letda TNI AL A.Yani Antariksa, Letda TNI AU Sunaryo dan Letda Pol. Badrodin.
Presiden Soeharto mengingatkan, ABRI mempunyai tradisi sebagai tentara rakyat. Katanya "Sebagai pejuang bangsa dan sebagai tentara rakyat ABRI mengemban tanggung jawab yang sangat besar atas perjalanan bangsa dannegara kita menuju ke arah kejayaannya melalui pembinaan dan pembangunan bangsa yang terus-menerus."
Dikatakan sebagai peiwira dari suatu bangsa yang sedang membangun, maka perwira remaja mempunyai tanggung jawab, setidak tidaknya tanggung jawab moral yang besar, yaitu ikut memelihara kesinambungan dan meningkatkan pembangunan bangsanya.
Tanggung jawab yang besar terhadap pembangunan bangsa itu menurut Kepala Negara makin tampak pentingnya kalau diingat bahwa para perwira remaja lulusan tahun 1982 ini akan melaksanakan masa baktinya sampai pada awal abad 21 mendatang. Artinya setelah 25 hingga 30 tahun bertugas.
Kata Presiden lagi dalam memasuki abad baru ini nanti, maka bagi bangsa Indonesia tidak dapat lain harus telah sampai pada tahapan baru, ialah tahapan di mana telah terdapat landasan yang kokoh bagi tercapainya masyarakat yang dicita-citakan.
"Yaitu masyarakat dengan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata" kata Presiden.
Kesempatan
Menurut Presiden Soeharto para perwira remaja jelas akan memiliki kesempatan dan tantangan yang menarik untuk membawa peranan ABRI dalam ikut melaksanakan dan mengamankan pembangunan bangsa.
Dikatakan untuk menyukseskan tugas-tugas besar itu perwira ABRI harus memiliki kemampuan dan ketangguhan yang tinggi, agar dapat memberi jawaban yang tepat terhadap tantangan strategis, taktis maupun teknis yang dibawa oleh perkembangan dan perobahan masa datang.
Sedangkan dalam memecahkan berbagai masalah yang akan dihadapi pada pelaksanaan tugas, Presiden minta agar mereka tetap berpedoman bahwa ABRI adalah prajurit pejuang.
Sebagai prajurit mereka juga diminta untuk terus memelihara dan meninggalkan kemahiran profesional, sehingga mampu melakukan setiap tugas maupun teknis.
"Ikuti setiap perkembangan strategi, taktik, gempur, teknik militer, yang ada dewasa ini serta kecenderungan perkembangannya dan perhitungan cara menghadapinya jika suatu saat kita harus menghadapinya,” kata Presiden.
Kepala Negara mengemukakan, sebagai pejoang muda janganlah lekas berpuas diri. Kembangkan kemampuan dan pengabdian pribadi untuk melaksanakan berbagai tugas yang dipikulkan di masa datang.
Berkata kepala Negara : ”Fahamilah keragaman bangsa kita ini serta kembangkan kemampuan berkomunikasi dengan rakyat. Usahakanlah satu bidang minatmu di luar dinas untuk menunjang perkembangan masyarakat di sekitar tempatmu bertugas kelak."
Presiden dan Nyonya Tien Soeharto yang juga disertai antara lain oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Jusuf, Menko Kesra Soerono, Mensesneg Sudharmono, Komandan Jenderal AKABRI dan Kapolri serta Kepala-Kepala staf seterusnya menyaksikan defile pasukan. (RA)
…
Surabaya, Merdeka
Sumber : MERDEKA (16/03/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1017-1018.