Bangga dan Terharu

Empati ditengah badai, jakarta, anton tabah,

Kiringan, 22 Juli 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Jakarta

 

BANGGA DAN TERHARU [1]

 

Dengan hormat,

Dengan surat ini saya menghaturkan terima kasih yang tak terhingga, karena saya telah mendapatkan tanggapan yang serius. Betapa bangga hati saya, bagaikan kejatuhan bulan dari langit. Foto keluarga Bapak mendapat tempat di hati keluarga kami. Waktu saya berkirim surat kepada Bapak, tidak sepengetahuan suami, sehingga setelah saya beri tahu surat saya mendapat tanggapan dari Bapak, keluarga kami sangat bangga dan penuh haru.

Apalagi, waktu menerima balasan dari Bapak, pada waktu itu sedang ada pertemuan guru kesenian untuk membahas program kerja. Saya dengan bangga menunjukkan kepada teman-teman. Mereka semua pada heran dan terkagum-kagum.

Ternyata Pak Harto masih memperhatikan orang kecil seperti saya. Sampai di rumah, langsung saya pajang. Saya selalu berdoa mudah-mudahan di dalam menikmati hari tua bersama anak cucu, Pak Harto selalu dalam lindungan-Nya. Amiin.

Cukup sekian dulu, di lain waktu saya sangat ingin sowan lewat surat, dan mudah-mudahan Bapak selalu diberi panjang umur. Amiin. (DTS)

Hormat saya,

Sriningsih

Jawa Timur

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 977. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.