Presiden Soeharto : TIDAK JANJIKAN YG BUKAN-BUKAN

Presiden Soeharto :

TIDAK JANJIKAN YG BUKAN-BUKAN [1]

 

Jakarta, Indonesia Raya

Segera setelah mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI, Jenderal Soeharto dalam pidato selama 10 menit kemarin pagi mengatakan: Bagi saya tugas ini sungguh berat. Karena itu saya tidak akan menjanjikan yang bukan2. Satu2nya janji yang berani saya kemukakan sekarang adalah, bahwa saya akan bekerja dan berusaha sekuat2 kemampuan yang ada pada saya untuk memimpin bangsa ini melangkah maju lagi dlm usaha mencapai cita2nya.

Jenderal Soeharto yang pada masa kecilnya menjadi gembala kambing dan kerbau mengucapkan sumpah pada jam 9.09 pagi. Melalui 9 mikropon dalam siclang paripurna MPR keenam ia berkata:

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan se baik2nya dan seadil adilnya memegang teguh Undang2 Dasar dan menjalankan segala Undang Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”.

Ia bersumpah dengan dinaungi kitab Al-Qur’ an sebagaimana tradisi di Indonesia oleh KH Jazuli- Wangsa Saputra, Direktur Urusan Agama, Departemen Agama. Tidak dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung seperti berita IR kemarin.

Mudah-mudahan tidak Mengecewakan

Presiden Soeharto berkata “Kepada rakyat Indonesia dan kepada Majelis (MPR) yang telah memilih saya untuk kedua kalinya menjabat Presiden, saya sampaikan terimakasih yang sedalam2nya. Mudah2an dengan bantuan do’a saudara 2 semua. saya tidak mengecewakan kepercayaan yang sedemikian besar itu”.

Jenderal Soeharto merupakan Presiden pertama yang dipilih MPR hasil pemilihan umum. Akan tetapi ia juga merupakan Presiden yang ketiga, setelah Soekarno dan Soeharto sebelum kemarin mengucapkan sumpah.

Untuk pertama kalinya pula gedung MPR__yang dahulu dipersiapkan untuk Corife rence of the new emerging forces (Conefo)__dipakai untuk melantik seorang Presiden Gedung itu mula2 dibangun diatas tanah seluas 80.000 m bujur sangkar sejak tahun 1965 luas wilayah seluruhnya 60 ha. Keunikan ruang utama gedung ini ialah atapnya berbentuk seperti punggung kura-kura.

Kokohnya Konstitusi

Upacara pelantikan itu hanya berlangsung setengah jam lebih beberapa menit. Jam 8.43 pagi Jenderal Soeharto tiba diujung tangga gedung MPR. Dielu-elukan oleh Pimpinan MPR. Mereka kemudian berjalan di atas permadani merah yang terhampar dilantai gedung. Dan kemudian naik lift untuk memasuki ruang pleno. Sidang dibuka oleh Ketua MPR, KH Idham Chalid yang diapit oleh seluruh Wakil Ketua MPR pada jam 9.02. Presiden – sebagaimana biasanya – duduk di sebelah kanan meja pimpinan pada kursi merah. Membelakangi Garuda Bhineka Tunggal Ika seberat oleh seniman2 lnstitut Teknologi Bandung.

Dalam pidato dengan teks yang berirama, Presiden Soeharto berseru “Kita kokohkan tegaknya konstitusi dan kita tumbuhkan demokrasi, karena kesanggupan dan kemampuan kita untuk itu merupakan jaminan bagi berkembangnya dinamika masyarakat yang stabil, memperluas ruang gerak bagi tercapainya kemajuan tanpa kegoncangan”.

Anak petani dari desa Kemusu, Godean, Yogyakarta, yang dilahirkan lebih dari 51 tahun yl. malam Jumat pekan ini pada persidangan MPR hari kesebelas dipilih secara aklamasi sebagai Presiden.

Soeharto rnenggambarkan hari pelantikan kemarin itu sebagai suatu hari yang bersejarah. Akan tetapi, katanya “sama sekali bukan karena saya pribadi yang dilantik menjadi Presiden RI”, melainkan karena baru pertama kali seorang Presiden dipilih oleh wakil rakyat yang juga dipilih melalui pemilihan umum.

Hanya dengan Bantuan 120 Juta Rakyat

Berbicara di ruang pleno MOR yang mampu menampung 825 anggota dan 560 peninjau, Presiden Soeharto mengatakan bahwa tugas yang berat sebagai Presiden “dengan ijin Allah”, katanya “dapat diselesaikan bersama hanya dengan bantuan 120 juta rakyat Indonesia.

Soeharto yang kemarin mengenakan pakaian berwama gelap dan berpeci menutup pidatonya dengan ucapan “bismillah (dengan nama Allah) saya akan mencurahkan segala kemampuan saya untuk mengabdi kepada seluruh rakyat Indonesia, melaksanakan amanat penderitaannya”.

Kemarin Presiden Soeharto menerima penyerahan ketetapan2 MPR, termasuk juga pengangkutannya sebagai Presiden. Penandatangan dilakukan dimuka meja pimpinan MPR pada meja antik berukir yang berwarna keemasan2 di atas permadani merah. (DTS)

Sumber: INDONESIA RAYA (24/03/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 92-94.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.