Depok, 17 September 1998
Kepada
Yth. Bapak Jenderal Besar Soeharto
Mantan Presiden RI
Jl. Cendana No.8
Jakarta Pusat
TETAP MENGHORMATI BAPAK [1]
Dengan hormat,
Semoga keadaan Bapak selalu dalam lindungan-Nya, sehat wal’ afiat, tegar, dan bugar menghadapi segala macam cobaan. Saya yakin bahwasanya Bapak berjiwa besar, satria, dan penuh rasa tanggung jawab.
Kami dari awal tahun 1965 sampai sekarang dan seterusnya, berterima kasih kepada Bapak yang telah berhasil membangun bangsa Indonesia selama 32 tahun. Sangat berdosalah diri kami, kalau lahir batin saya tidak mengakui keberhasilan Pembangunan negara Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Soeharto.
Walaupun kami tiap bulannya hanya menerima pensiun sebesar Rp 200.000,00 sebagai pegawai negeri kami tidak berubah pendirian, tetap menghormati. Bapak. Saya yakin masyarakat tingkat bawah di daerah-daerah, masih menghormati Bapak.
Demikian untuk menjadikan periksa, semoga surat yang keenam kalinya ini dapat sampai di tangan Bapak. (DTS)
Hormat kami,
Soekardjo
Depok Jaya
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 979. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.