Candirejo, 18 Agustus 1998
Kepada
Yth. Bapak H. Moh. Soeharto
di Jl. Cendana
Jakarta
BANYAK YANG TIDAK SETUJU [1]
Dengan hormat,
Bersama surat ini saya berdoa semoga Bapak Soeharto beserta keluarga sehat wal’afiat tanpa apa halangan suatu apapun. Dan semoga Allah Swt senantiasa memberikan kekuatan iman, ikhsan dan islam dalam menghadapi tantangan hidup.
Bapak Soeharto yang senantiasa saya hormati.
Di hari Proklamasi RI yang ke-53 ini saya sengaja menulis surat langsung pada Bapak sebagai pejuang kemerdekaan dan telah membangun Bangsa ini sehingga menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain di dunia.
Insya Allah cuma sebagian kecil dari rakyat kita yang membenci Bapak negara kita isinya bukan hanya kaum intelektual dan politikus saja. Sehingga kalau yang berbicara mereka-mereka saja belum bisa dikatakan wakil dari seluruh rakyat. Banyak yang tidak setuju dengan kata dan pendapat mereka. Banyak yang tak setuju dengan cara dan ide mereka.
Saya sangat menyesalkan tindakan sebagian orang yang menghujat Bapak Soeharto dan keluarga. Setiap orang pasti punya kesalahan. Kalaupun Bapak punya kesalahan pada negara, saya kira belum seberapa pengorbanan yang Bapak berikan pada bangsa Indonesia tercinta ini.
Apabila ada hal/kata-kata yang kurang berkenan dan tak sopan, saya sebagai manusia biasa minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga rahmat dan nikmat serta perlindungan Allah senantiasa menyertai Bapak sekeluarga, dunia akherat.
Sekian atas terbacanya surat ini saya ucapkan terima kasih. (DTS)
Hormat saya,
Yuswanto
Jawa Tengah
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 686-687. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.