BENTUK TIM KORDINASI UNTUK EROPA TIMUR

PRESIDEN PADA SIDANG KABINET TERBATAS EKUIN :

BENTUK TIM KORDINASI UNTUK EROPA TIMUR

Negara-negara Eropa Timur telah menyatakan minatnya yang besar untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangannya dengan Indonesia.

Menteri Penerangan Harmoko mengatakan hari ini di Bina Graha, mengutip laporan Menko Ekuin Ali Wardhana dalam sidang Kabinet terbatas bidang Ekuin (Ekonomi Keuangan dan Industri).

Untuk itu Presiden Soeharto memerintahkan membentuk tim koordinasi kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Eropa Timur, kata Harmoko, mempunyai potensi ekonomi yang besar yang dapat dimanfaatkan guna pembangunan Indonesia, serta diharapkan bisa merupakan pasaran yang besar bagi hasil bahan mentah serta hasil industri Indonesia.

Eropa Timur telah menyatakan kesediaannya membeli berbagai komoditi Indonesia seperti karet, kopi, teh, pala, lada, rempah-rempah, kayu manis, tembakau, kulit, rotan, timah, kayu lapis, barang-barang elektronika, barang-barang kerajinan, alat­alat olahraga serta makanan kaleng.

Sedangkan Indonesia dapat mengimpor dari Eropa Timur barang-barang industri mesin, industri angkutan, industri pertambangan, energi dan ketenagaan, industri tekstil, mesin perlengkapan, mesin percetakan, mesin konstruksi, alat-alat kedokteran dan bahan-bahan kimia.

Kata Menpen, dengan Pemerintah Uni Soviet, Hongaria, Cekoslowakia dan Republik Demokrasi Jerman telah ditandatangani suatu protokol di bidang ekonomi, perdagangan dan bantuan teknis.

Dalam protokol itu, kata Harmoko, diuraikan bidang-bidang kerja sama ekonomi, maupun jenis komoditi yang dapat diperdagangkan dan ini merupakan langkah pertama guna meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara RI dengan negara-negara Eropa Timur.

“Bidang-bidang perdagangan dan ekonomi itu dapat diperluas kemudian hari,” kata Menteri.

Tindak lanjut

Sebagai tindak Ianjut dari hasil misi ekonomi Indonesia ke negara-negara Eropa Timur, Presiden Soeharto telah memerintahkan membentuk tim koordinasi dalam bidang kerja sama ekonomi, yang diketuai oleh Menko Ekuin dan Wasbang.

Di samping itu dibentuk pula tim koordinasi perdagangan yang diketuai oleh Menteri Perdagangan, dengan tugas segera mengadakan inventarisasi hasil­hasil bahan mentah serta hasil-hasil industri yang dapat diperdagangkan ke negara­negara Eropa Timur.

“Presiden menginstruksikan pula, agar pemberian visa ke Indonesia dari negara-negara Eropa Timur dapat diberikan langsung oleh KBRI setempat, guna lebih meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara,” kata Harmoko.

Menteri Perhubungan diminta pula untuk menunjuk perusahaan pelayaran, baik milik Pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan keagenan umum perkapalan negara-negara Eropa Timur.

“Hal ini adalah untuk mempermudah dan memperlancar segi angkutan barang­barang,” kata Menpen.

Perdagangan antara RI dengan negara-negara Eropa Timur sekarang ini, yang berguna meningkatkan ekspor non migas. Indonesia, dalam pelaksanaannya tidak berbeda dengan perdagangan yang dilakukan dengan negara-negara lainnya.

Menpen mengungkapkan pula tentang hasil kunjungan Menteri Perdagangan Rachmat Saleh ke Iran dan Persatuan Emirat Arab. Hasil kunjungan itu dinilai positif, dan akan dilanjutkan dengan kontak-kontak guna meningkatkan perdagangan antara negara-negara tersebut dengan Indonesia.

“Emirat Arab akan mengimpor dari Indonesia kopi, teh, tekstil dan pakaian jadi,” kata Menteri.

Harga Gabah

Dalam sidang Kabinet terbatas itu pula, Presiden Soeharto telah memutuskan untuk menaikkan harga dasar gabah dari Rp 165,- menjadi Rp 175,- tiap kilogram, yang mulai berlaku bulan Februari 1985 mendatang, kata Harmoko.

Di samping kenaikan harga dasar gabah, juga ditetapkan kenaikan harga pupuk urea dari Rp 90,-menjadi Rp 100,- tiap kilogram. Sedang harga pestisida tetap Rp 1500,-perliter, ujar Menteri.

Rakyat petani sekarang ini dinilai cukup mantap dalam menggunakan pupuk kata Harmoko.

Sidang juga mendengar laporan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah mengenai usaha menyelenggarakan rapat koordinasi pengawasan terbatas triwulan I tahun 1984/ 85. Juga dilaporkan pedoman tentang penyebar luasan pengertian dan kesadaran pengawasan, kata Menteri.

Dalam awal keterangannya, Menteri Harmoko menjelaskan bahwa jumlah uang yang beredar dalam bulan Oktober ini sebanyak Rp 8 trilyun 292 milyar.

Indeks Harga Konsumen Indonesia untuk bulan Oktober ialah 0,03 persen, untuk tahun anggaran adalah 2,39 persen, dan tahun takwim 7,69 persen, kata Menteri.

Menteri Perindustrian melaporkan pengadaan semen yang dikatakan mantap, begitu pula dengan ekspor semen sekitar 65.000 ton tiap bulan.

Persediaan pupuk tidak mengkhawatirkan kertas juga dikatakan cukup sampai bulan Desember, demikian pula persediaan garam, serta minyak goreng yang tiap bulannya dapat disediakan sebanyak 67.048 ton di pulau Jawa, melebihi kebutuhan sebanyak 55.526 ton, kata Menteri.

Menteri Pertanian melaporkan, produksi pangan tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun yang lalu. Sedangkan produksi gula dikatakan sudah menyerap 80 persen dari areal tanaman tebu untuk di giling Diharapkan produksi gula 1984, sebesar 1.793 juta ton dapat tercapai, kata Menpen. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (08/11/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 642-644.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.