Biarlah Orang Mencemooh

Empati ditengah badai, jakarta, anton tabah,

Banjarmasin, 8 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Tempat

 

BIARLAH ORANG MENCEMOOH [1]

 

Assalamu’ alaikum wr. wb.

Dulu, semasa saya sekolah di SMP dan SMA tahun delapan puluhan, saya pernah berkirim surat kepada Bapak. Walaupun Bapak tidak membalas, niat saya untuk berkirim surat dengan Bapak tidak pernah surut. Malahan bukan hanya niat untuk berkirim surat, bahkan saya berangan-angan ingin bertemu langsung dengan Bapak.

Saya mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan kepedulian Bapak dalam memimpin negara ini. Saya ingat pada waktu saya SD betapa sakitnya keadaan. Perlahan-Iahan akhirnya masa sakit itu berganti dan Alhamdulillah saya merasakan kenyamanan dalam masa kepemimpinan Bapak.

Pak Harto, trenyuh sekali saya melihat penampilan Bapak di TV saat Bapak menyerahkan jabatan. Tak terasa saya menangis. Saya jadi teringat Bapak saya. Dulu waktu bapak saya masih bekerja, orang-­orang sepertinya baik dan memperhatikan, tapi setelah Bapak pensiun orang pun berlaku, sama dengan yang Pak Harto alami.

Saya hanya berharap semoga Bapak tabah dan sabar menghadapinya. Biarlah orang mencemooh, suatu saat mereka pun akan merasakan apa yang telah diperbuatnya terhadap kita. Sebaiknya kita kembalikan saja semua kepada Allah Swt. Apapun yang terjadi, itu cobaan dari Allah, semoga saja kita mampu menerimanya.

Kiranya sampai di sini dulu surat dari saya semoga Pak Harto berkenan membaca dan membalasnya. Saya berdoa semoga Pak Harto diberi kekuatan lahir dan batin serta selalu dilindungi oleh Allah Swt. (DTS)

Wassalam,

Supriati

Banjarmasin

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 974. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.