Tasikmalaya, 1 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Pembangunan RI
Bapak Jenderal Besar H.M. Soeharto
Mantan Presiden RI ke-2
di Jl. Cendana Jakarta Pusat
BRUTUS POLITIK MENGKHIANATI BAPAK [1]
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Melalui sepucuk surat ini, izinkanlah saya:
Nama : Ade Sumirat
Tempat/Tgl. Lahir : Tasikmalaya, 3 Maret 1941
Pekerjaan : PNS I Guru
Alamat rumah : Jawa Barat
Untuk menyampaikan:
- Merasa sedih dan prihatin atas lengsernya Bapak dari kepresidenan, yang telah membangun negara, dan telah memanusiakan manusia Indonesia sehingga sejajar dengan bangsa maju lain di dunia sebagai contoh :
- Orang-orang Gunung Galunggung telah menikmati listrik, telepon, jalan beraspal. Mengisi rumah-rumah mewah dan yang miskinnya telah mengisi rumah sehat layak huni, serta memakan makanan yang sehat, malah telah tahu memakan hamburger dan fried chicken
- Meskipun dengan berhutang (saya jadi guru sejak 1 – 1 – 1965 sampai dengan sekarang belum pernah lunas dan terbebas dari hutang), tetapi saya telah mampu menempati rumah layak huni dan telah mampu menyekolahkan anak-anak. Empat dari tujuh orang anak saya telah mendapat pekerjaan yang layak (untuk ukuran saya).
- Merasa marah, sedih dan prihatin atas pengkhianatan Brutus-brutus Politik/petualang-petualang politik yang telah mengkhianati Bapak, menghujat Bapak, sedangkan masa Bapak jadi presiden mereka telah diberi kemuliaan oleh Bapak.
- Dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan hati saya berdoa (sejak 21 Mei 1998 sampai dengan sekarang saya masih terus melaksanakan sembahyang hajat). Semoga Bapak, putra-putri Bapak, cucu dan cicit Bapak, diberi kekuatan, ketabahan, serta ketawakalan dalam menghadapi cobaan ini. Saya yakin, jasa Bapak, jasa almarhumah Ibu, kepada bangsa dan negara akan tetap mengharumkan di persada nusantara tercinta ini.
- Sekian dan mohon maaf atas segala kelancangan serta kurang hormatnya bahasa surat ini. (DTS)
Wassalamu’ alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Ade Sumirat
Jawa Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 704-705. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.