Bapak Membawa kemajuan

Manado, 29 Agustus 1998

Kepada

Yth, bapak, H. Mohammad Soeharto

Beserta keluarga

di Jakarta

 

BAPAK MEMBAWA KEMAJUAN [1]

 

“Salam sejahtera”

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, harapan saya Bapak dan keluarga (anak­-anak dan cucu-cucu) dalam keadaan sehat wal’afiat.

Sejak Bapak meletakkan jabatan selaku presiden, hati saya selalu terdorong untuk menyampaikan rasa terima kasih atas kepemimpinan Bapak kepada bangsa dan negara. Baru saat ini saya berkesempatan untuk menyatakan keinginan hati saya.

Selama 32 tahun Bapak memimpin bangsa ini dengan berbagai latar belakang suku, etnis, dan golongan. Hal ini tentunya memerlukan pengorbanan yang luar biasa dengan mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran.

Saya ingat waktu Bapak mulai memimpin bangsa ini. Situasi pada waktu itu dalam keadaan sangat memprihatinkan, baik dari sisi ekonomi, pembangunan dan keamanan.

Namun dengan kemampuan, keuletan, ketabahan serta kharisma yang dianugerahkan Tuhan, Bapak setelah mengubah bangsa ini dari keadaan yang memprihatinkan menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang pembangunan, sehingga bangsa-bangsa dunia mengakuinya.

Saya percaya semua ini adalah akibat anugerah Tuhan. Lebih dari itu semua, juga tidak lepas dari peran keluarga yaitu almarhumah Ibu Negara Tien Soeharto semasa hidupnya dan anak-anak serta cucu-cucu.

Untuk itu, saya sebagai warga negara Indonesia patut menyampai­kan rasa berterima kasih yang setinggi-tingginya atas pengabdian serta perjuangan Bapak dan keluarga. (DTS)

Salam

Pendeta Hanny Mangala

Manado-Sulut

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 902. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.