Bukan Kemauan Rakyat

Balikpapan, 27 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

yang  saya Cintai

di Kediaman

Bukan Kemauan Rakyat[1]

 

Dengan penuh hormat,

Bersama ini terkirim salam hormat saya ke hadapan Bapak, semoga Bapak dan keluarga dalam lindungan Allah swt. Aminn.

Bapak H. Muhammad Soeharto yang saya hormati. Sebelum surat ini saya lanjutkan perlu Bapak ketahui saya lahir tahun 1954 dan mengalami berbagai era di Indonesia ini, dan saya tidak mau terlalu memuji-muji apa yang Bapak telah capai dalam mengantar bangsa ini dari era pengkotak-kotakan idiologi/gontok-gontokan menuju era pembangunan yang mana manfaatnya telah dirasakan oleh sekalian bangsa ini, walaupun ada segelintir yang tidak mau mengakuinya. Saya hormat dan kagum selama lebih 32 tahun Bapak memimpin dan menjaga stabilitas bangsa ini, membangun bangsa ini untuk sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dan memacu pertumbuhan ekonomi sampai 7% pertahun, yang dianggap beberapa pengamat sebagai suatu kemajuan.

Dan di sinilah titik awal dari negara luar yang tidak menginginkan kemajuan bangsa ini, mencari kelemahan dari prosesi pembangunan tersebut, dan menginfiltrasikannya. Akibatnya terjadi guncangan moneter dan dimanfaatkan segelintir orang untuk mencari pembenaran atas dalih-dalih mereka, yang mempunyai maksud-maksud tertentu yang selama ini tidak tercapai karena tidak mendapat dukungan kuat dari seluruh rakyat Indonesia, yang akhir dari gunjang-ganjing mereka, bapak lengser dari Prabon, dan ini juga merupakan salah satu tujuan negara luar menghilangkan kepemimpinan kuat di negara ini, agar dengan mudah mereka mendikte negara ini, karena tidak ada lagi pemimpin yang kuat yang mereka segani, untuk menjajah kita dari segi ekonomi (ini yang tidak disadari oleh sebagian orang di negeri ini).

Bapak lengser dari Prabon bukan kemauan dari seluruh Rakyat Indonesia, itu adalah kemauan segelintir orang yang menggunakan mahasiswa, di mana mahasiswa tersebut adalah produk dari SD Inpres yang Bapak Programkan ke seluruh penjuru negeri ini, Bapak lengser murni karena memang Bapak yang ingin lengser. Saya katakan demikian karena saya yakin, sampai menumpahkan darah pendukung Bapak akan lakukan jika Bapak inginkan (Alhamdulillah, atas kearifan Bapak tidak memilih jalan ini).

Demikian kami sampaikan kehadapan Bapak, untuk Bapak ketahui bahwa sampai saat ini Bapak tidak sendiri, masih banyak rakyat yang mencintai Bapak, dan ini Bapak bisa membuktikannya dengan cara Bapak sendiri, yang karena kami yakin Bapak adalah ahli dalam strategi. Akhirnya saya do’akan agar Bapak selalu mendapat lindungan dari Allah swt dan amal bhakti Bapak mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Aamiin…

 

Hormat saya,

Andi Bakri Saalang

Balikpapan, Kaltim



[1]       Dikutip langsung dari buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 242. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

2 pemikiran pada “Bukan Kemauan Rakyat

  1. Pak harto turun di saat usia 9 tahun,meskipun dibilang usia masih mentah,tapi saya menyimak di tv dengan detail, sampai2 saya tulis ditembok. Yang saya tau, yang demo menginginkan pak harto turun itu mahasiwa dan politikus.pertanyaanku:
    1. apakah para pendemo pernah bertanya kepada rakyat yang ga kuliah?
    2.Dimana para pendemo yang mengatasnamakan demi rakyat,apa yang udah kalian berikan untuk rakyat?
    Kenapa saya bertanya demikian,diusiaku yg ke 27 ini, ternyata banyak orang disekitarku yang rindu akan kepemimpinan pak harto,yang tidak sependapat dengan pendemo, dan mereka menangisi pengunduran pak harto.pernahkah para pendemo mendengarkan hati rakyat yg tidak bisa berdemo?

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.