SEMUA DAERAH AGAR DIHIDUPKAN KEGIATAN EKONOMI

SEMUA DAERAH AGAR DIHIDUPKAN KEGIATAN EKONOMI

 

PRESIDEN:

 

Presiden Soeharto minta semua daerah agar berusaha sekuat tenaga untuk terus menghidupkan kegiatan ekonomi dan menggerakkan pembangunan di daerahnya masing-masing.

Harapan Kepala Negara itu dikemukakan dalam amanatnya pada peresmian pelabuhan baru Tanjung Mas, Semarang Sabtu pagi yang dihadiri pula oleh Ibu Tien Soeharto dan beberapa menteri Kabinet Pembangunan IV

Dalam sambutannya itu Presiden mengingatkan kembali pentingnya mewujudkan efisiensi nasional. Hal ini makin terasa mutlak harus “kita lakukan sekarang juga tanpa ditunda-tunda lagi untuk memerangi ekonomi biaya tinggi yang dewasa ini kita rasakan”.

Presiden menegaskan, dengan efisiensi nasional di segala bidang dan di semua tingkatan maka ”kita akan dapat menanggulangi dengan cara yang sebaik-baiknya masa-masa sulit di tahun-tahun yang akan datang”.

Ia menyatakan, masa-masa sulit itu akan dihadapi dengan penuh ketabahan dan dengan tekad meningkatkan kerja keras.

“Hanya dengan jalan itu masa sulit nanti akan kita lampaui dengan selamat”, katanya.

Di samping usaha-usaha secara nasional, Presiden menekankan pula agar semua daerah berusaha sekuat tenaga untuk terus menghidupkan kegiatan ekonominya dan menggerakkan pembangunan di daerah masing-masing.

“Pelabuhan Semarang yang diresmikan hari ini dengan fasilitas bongkar muat peti kemas diharapkan dapat lebih memperlancar arus lalu-lintas barang melalui pelabuhan ini dari dan ke Jawa Tengah”, kata Kepala Negara.

Ia mengharapkan pula dengan peresmian pelabuhan Semarang ini dapat memberi dorongan yang makin besar bagi perkembangan perekonomian dan pembangunan daerah Jawa Tengah.

Pada bagian lain amanatnya itu, Presiden mengatakan, dalam seluruh gerak pembangunan mulai Repelita I hingga Repelita IV sekarang ini pembangunan perhubungan selalu mendapat perhatian yang besar.

Di bidang perhubungan laut misalnya, tidak sedikit kegiatan pembangunan yang telah dikerjakan selama ini. Sejak beberapa waktu lalu “kita juga mulai memasuki tahap-tahap awal dari kegiatan angkutan laut yang modern ialah dengan menggunakan kapal-kapal dan pelabuhan-pelabuhan yang dapat melayani pengangkutan barang dengan peti kemas”, katanya.

Pada peresmian pelabuhan baru itu Presiden Soeharto sekaligus memberi nama “Tanjung Mas” bagi pelabuhan Semarang yang baru itu.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Soeharto. Presiden juga menyaksikan merapatnya KM “Majapahit” di dermaga baru dan bongkar muat peti kemas.

Dalam kunjungan kerja sehari di Semarang itu Presiden disertai Menko Ekuin/Wasbang Ali Wardhana, Menteri Dalam Negeri Soepardjo Roestam, Menteri sekretaris Negara Sudharmono, SH, Menteri Perhubungan Roesmin Nuryadin, Menteri UP3DN Ginanjar Kartasasmita, Pangab Jenderal TNI L.B. Moerdani. Presiden siang itu juga kembali ke Jakarta.

Pelabuhan Tanjung Mas

Pelabuhan Tanjung Mas Semarang yang diresmikan Presiden Soeharto ini dibangun dengan biaya sekitar Rp 103 miliar berasal dari APBN dan pinjaman dari Jepang.

Pembangunannya dilakukan oleh PT Bangun Sarana bekerja sama dengan pihak Jepang untuk tahap pertama meliputi pembangunan dermaga penahan gelombang, gudang-gudang, tempat penumpukan barang, fasilitas, air bersih, pengerukan alur kolam dan pengurugan.

Selama ini bongkar muat barang di pelabuhan Semarang dilakukan di laut, karena kapal-kapal lebih dari 3.000 DWT tidak dapat merapat di dermaga. Bongkar muat di laut menggunakan tongkang, dengan pelabuhan baru ini kapal-kapal 20.000 DWT dapat sandar.

Biaya bongkar muat juga lebih ringan yakni Rp 2.385,-/ton, sebelumnya Rp 5.095,-/ton. Lama bongkar muat pun lebih cepat, hanya sehari untuk general cargo, sebelumnya memakan waktu berhari-hari.

Pembangunan pelabuhan tahap pertama yang diresmikan itu dimulai 1983, tahap ke dua akan selesai 1990 berupa pembangunan terminal batu bara, fasilitas-fasilitas untuk kapal samudera dan perbaikan fasilitas pelabuhan lama. Pembangunan tahap ke dua diperkirakan memerlukan biaya sekitar Rp 89, 13 miliar. Pembangunan tahap ke tiga hingga tahun 2000.

Dermaga baru yang dibangun oleh kontraktor nasional Bangun Cipta Sarana itu panjangnya 605 meter dengan pondasi pipa pancang baja 29 meter.

Gudang-gudang yang dibangun seluas 8.000 m2 untuk gudang pertama dan 6.000 m2 gudang ke dua. Lapangan penumpukannya seluas 21.600 m2, sedangkan penahan gelombang panjang seluruhnya 5.150 m2.

Menurut data Perum Pelabuhan III Semarang, kunjungan kapal ke Semarang naik rata-rata 5,33 persen setahun untuk pelayaran antar pulau dan 12.09 persen pelayaran lokal.

Dalam tahun 1984, tercatat sekitar 1.363.588,9 ton komoditi dan berbagai jenis diekspor ke berbagai negara dari Jawa Tengah sebagian melalui pelabuhan Semarang. (RA)

 

 

Semarang, Antara

Sumber : ANTARA (23/11/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 192-195.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.