Malang, 28 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Jakarta
DE FACTO PENDUKUNG REFORMASI [1]
Dengan segala hormat,
Bersama ini, walaupun agak terlambat, saya tetap memberanikan diri untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak. Hari Kamis minggu lalu Bapak mengundurkan diri sebagai Presiden mandataris MPR-RI dengan alasan demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara/kesatuan dan persatuan.
Atas peristiwa tersebut, saya secara pribadi maupun sebagai rakyat Indonesia betul-betul kagum. Terlihat dan terbukti bahwa Bapak betul-betul seorang negarawan yang berjiwa besar, juga patriot sejati. Dengan adanya pernyataan itu bagi saya Bapak secara de facto pendukung Reformasi di Indonesia yang pertama dari kalangan executive.
Semoga Allah selalu melindungi Bapak. Walaupun Bapak sekarang sudah tidak lagi aktif, kami tetap mengharapkan pengabdian Bapak atas dasar pengalaman-pengalaman Bapak, baik sewaktu aktif di ABRI maupun selama memangku Jabatan Presiden.
Sekian harapan kami, semoga Bapak sekeluarga berbahagia dan do’a kami selalu untuk Bapak sekeluarga.
Amin ya robbal ‘alamin. (DTS)
Hormat kami,
Syamsu H.R.
Malang, Jawa Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 972. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.