DIPERLUKAN MASA 20-25 TAHUN UNTUK JADI DONOR DARAH 75 KALI
Jakarta, Antara
Tokoh Palang Merah Indonesia Pusat menegaskan bahwa untuk bisa menjadi donor darah 75 kali, biasanya diperlukan waktu antara 20 sampai 25 tahun, tetapi tahun ini seorang donor termuda dapat memperpendek kurun yang biasa ditempuh itu menjadi hanya 15 tahun.
Donor termuda itu adalah Aminto Soebroto BA (33), seorang warga DKI Jakarta yang merupakan satu di antara 46 orang yang telah 75 kali menyumbangkan darahnya melalui PMI, kata dr. H. Muh. Susanto SKM, Kepala Divisi Transfusi Darah pada acara ramah tamah yang diselenggarakan oleh PMI di Jakarta, Senin malam.
Aminto mulai menjadi donor sejak bernsia 18 tahun setelah lulus SMA, dan hampir setiap dua bulan ia menyumbangkan darahnya melalui PMI DKI, tuturnya kepada ANTARA, pada acara malam itu.
Donor termuda dengan goIongan darah “0” yang bekerja sebagai guru di sebuah sekolah swasta itu bertekad akan terus menyumbangkan darahnya melalui PMI.
Sebaliknya orang tertua diantara para donor tersebut adalah RD. Soeljaherdadi (67), seorang pensiunan warga Bogor yang pemah sekolah di HIS, Mulo dan AMS, tempo dulu.
Dr. Muh. Susanto menyatakan bahwa PMI merasa bangga karena tahun ini tercatat sebanyak 46 donor dari 12 cabang PMI di seluruh Indonesia yang telah 75 kali menyumbangkan darahnya melalui PMI, dan sejak tahun 1978 sudah ada 304 orang yang menjadi donor darah 75 kali.
Ia mengharapkan agar para donor tersebut akan terus menyumbangkan darahnya sampai 100 kali bahkan kalau bisa menjadi donor lestari.
Kepada 46 donor tersebut, Senin pagi telah diberikan penghargaan berupa Pin Emas oleh Pengurus Pusat PMI dan menurut rencana mereka akan menemui Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa pagi, sambung dr. H. Soesanto Mangoensadjito, Ketua Panitia HUT PMI tersebut.
Hadir pada malam ramah tamah antara para pimpinan PMI dengan 46 donor yang diadakan dalam rangka HUT ke-44 PMI itu, selain ketua Umum PMI, Dr. H. lbnu Sutowo juga tokoh MUI dan beberapa wakil dari Palang Merah Internasional serta dari UNICEF.
Sumber : ANTARA (19/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 646-647.