PRESIDEN AKAN BANTU PERLUASAN UNIT GAWAT DARURAT RS PMI BOGOR
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto telah menyatakan kesediaannya untuk membantu perluasan fasilitas Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (RS-PMI) di Bogor serta penambahan fasilitas transfusi daerah di beberapa kota.
Hal itu dijelaskan Ketua Umum PMI Pusat Ibnu Sutowo kepada wartawan setelah melaporkan kegiatan organisasinya kepada Kepala Negara di Bina Graha, Rabu.
Sutowo mengatakan, UGD RS-PMI saat ini hanya memiliki delapan tempat tidur, sehingga pada saat-saat tertentu amat dirasakan keterbatasannya. Biaya perluasan tersebut diperkirakan Rp 3 miliar.
Ia juga menjelaskan, peralatan transfusi darah di berbagai daerah sudah tidak memadai lagi, sehingga perlu penambahan sejumlah peralatan baru bernilai Rp 1,1 miliar.
Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 120 unit transfusi darah yang melayani kebutuhan darah setiap tahun mencapai 550.000 kantung. Sebagian besar berasal dari donor sukarela.
Sutowo yang datang ke Bina Graha bersama Ketua Dewan Pembina PMI Soepardjo Rustam dan Sekjen PMI Soetikno Lukitodisastro mengatakan, untuk membiayai berbagai kegiatannya, PMI memiliki “dana abadi” yang disimpan dalam bank berbentuk deposito.
Dana abadi ini tidak digunakan. Yang dimanfaatkan hanya bunganya untuk membayar gaji karyawan, listrik, serta air. “Diharapkan dana abadi itu bisa mencapai Rp 1,6 miliar, bahkan kalau mungkin Rp 2 miliar,” kata Sutowo.
Bantuan pemerintah untuk tahun ini diharapkan mencapai Rp 290 juta, meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya Rp 200 juta setahun, katanya seraya menambahkan bahwa PMI meminta peningkatan bantuan pemerintah itu karena membengkaknya pengeluaran. “PMI juga mengharapkan bantuan masyarakat melalui bulan dana,” katanya.
Ketika ditanya tentang keluhan PMI mengenai sejurnlah rumah sakit pemerintah dan swasta di Jakarta yang menunggak pembayaran ongkos pengolahan darah, Sutowo mengatakan, ada kemungkinan rumah sakit itu tidak menerima penggantian dari seorang pasien tak mampu.
Sutowo mengungkapkan, PMI pemah didatangi petugas pajak yang menganggap PMI sebagai pemasok kebutuhan pemerintah.
Sekjen PMI Sutikno pada kesempatan yang sama mengatakan, menyongsong HUT ke-44 PMI pada 17 September mendatang, akan dilakukan berbagai kegiatan, antara lain penyematan peniti emas kepada donor yang sudah 75 kali menyumbangkan darahnya. Para donor itu menurut rencana juga akan bertemu dengan Presiden Soeharto.
Sumber : ANTARA (29/08/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 645-646.