MENKES: PENGELOLA KB HARUS PERBAIKI KREDIBILITASNYA

MENKES: PENGELOLA KB HARUS PERBAIKI KREDIBILITASNYA

 

 

Jakarta, Antara

Menteri Kesehatan dr. Adhyatma MPH meminta para pengelola Keluarga Berencana di seluruh Indonesia untuk memperbaiki kredibilitas mereka di mata masyarakat terutama dalam upaya membuka pintu hati segenap lapisan masyarakat untuk turut aktif dalam program KB.

Peningkatan kredibilitas itu dapat dilakukan dengan cara menambah pengetahuan para pengelola KB di seluruh tanah air secara sederhana di berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pertanian dan pendidikan, tegas Menkes di depan 54 pengelola KB teladan di Jakarta, Rabu malam.

Para pengelola KB teladan itu terdiri atas 11 pelayan kontrasepsi, 16 orang juru penerang KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan 27 Pengawas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dari 27 propinsi, mereka berada di Jakarta selama beberapa hari untuk mengikuti berbagai acara.

Beberapa kegiatan formal yang mereka lakukan selama di Jakarta antara lain berkunjung ke gedung DPR/MPR untuk mendengarkan pidato Presiden Soeharto di depan sidang paripurna DPR-RI, Senayan tanggal 16 Agustus.

Tanggal 17 Agustus, mereka juga akan menghadiri upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, dan hari berikutnya mereka akan beramah tamah dengan Presiden dan Ibu Tien Soeharto di Sasana Langen Budaya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ujar dr. Sudarto, Deputi bidang ketenagaan BKKBN Pusat.

Menkes mengatakan, keberhasilan program KB di Indonesia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap sektor-sektor lainnya. Bagi sektor kesehatan, keberhasilan pengendalian penduduk sangat besar terutama untuk meningkatkan efisiensi dalam penyediaan dan penggunaan obat-obatan.

Selain itu, untuk mencapai apa yang disebut dengan penduduk tanpa pertumbuhan (PTP) ketika penduduk Indonesia berjumlah 250 juta jiwa seperti yang diinginkan oleh Presiden Soeharto, peranan program KB sangat besar.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, segala sektor yang terkait harus bekerja ekstra keras,” tegas menteri.

Adhyatma selanjutnya mengatakan, keterpaduan antara gerakan KB dan kesehatan (KB-Kes) harus dikembangkan. “Gerakan KB-Kes ini bukan sesuatu yang diinstruksikan dari atas, tetapi timbul dari lapisan bawah,” katanya.

Sementara itu Kepala BKKBN Pusat, Dr. Haryono Suyono ketika menerima 54 orang dokter Puskesmas dan paramedis teladan dari seluruh Indonesia di gedung BKKBN Pusat, Rabu petang antara lain mengatakan, BKKBN sudah mendidik 80 orang bidan untuk melaksanakan program KB.

Tahun ini sebanyak 600 orang bidan lagi sedang mengikuti pendidikan, dan pada tahun mendatang akan dididik pula sebanyak 1.000 orang, tapi kalau mungkin akan dididik sebanyak 5.000 orang bidan lagi, demikian Haryono Suyono.

 

 

Sumber : ANTARA (16/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 644-645.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.