PRESIDEN: JELASKAN PENTINGNYA DONOR DARAH BAGI KEMANUSIAAN
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Selasa di lstana Merdeka ketika beramah tamah dengan para donor darah menyatakan bahwa pengorbanan mereka tidak akan sia-sia, karena bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Dihadapan 46 orang yang sudah menyumbangkan darahnya 75 kali, Kepala Negara mengharapkan agar bakti yang telah mereka lakukan bisa diperluas dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya kegiatan donor darah demi kemanusiaan. Dengan demikian, kata Presiden, diharapkan masyarakat luas tidak takut atau ragu-ragu untuk menyumbangkan darahnya secara sukarela melalui PMI.
Para donor darah yang diterima langsung oleh Presiden Soeharto dalam rangka hari ulang tahun ke-44 PMI. Mereka yang datang dari berbagai daerah itu diundang ke Jakarta oleh Pengurus Pusat PMI sebagai tanda penghargaan atas jasa mereka menyumbangkan darah bagi kemanusiaan dan pada HUT ke 44 PMI mereka telah menerima Pin Emas.
Presiden juga menekankan bahwa perbuatan sebagaimana yang dilakukan para donor darah merupakan salah satu bentuk pengamalan Pancasila. “Perbuatan donor tidak hanya bisa dilakukan oleh orang pandai dan orang kaya, tapi juga oleh masyarakat luas dengan menyumbangkan sebagian kecil apa yang mereka miliki ditubuhnya yaitu darah untuk menolong mereka yang sangat membutuhkan di rumahÂrumah sakit” ujar Presiden.
Ketua Umum PPPMI Dr. Ibnu Sutowo menjelaskan, dewasa ini terdapat peningkatan donor darah di kalangan masyarakat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Ia mengungkapkan, pada tahun 1988/1989 jumlah donor darah di Indonesia tercatat lebih dari 548.487 orang, mulai dari Presiden Soeharto sendiri sampai kepada kaum tani di pelosok -pelosok desa.
Sebagian besar dari mereka merupakan penyumbang darah sukarela dan berkala. PMI senantiasa berusaha melestarikan hubu ngan akrab dengan para donor darah, antara lain dengan cara memberikan piagam penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan darahnya lima kali, 15 kali, 30 kali, 50 kali dan 75 kali.
Sedang bagi mereka yang sudah menyumbangkan darahnya 100 kali, pemerintah memberikan tanda penghargaan berupa Satya Lencana Kebaktian Sosial. Ibnu Sutowo melaporkan, bantuan dana dari Presiden untuk meningkatkan sarana transfusi darah temyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan PMI kepada masyarakat yang hendak menyumbangkan darahnya. Dewasa ini PMI telah merniliki 120 dinas atau lembaga transfusi darah di seluruh wilayah Indonesia.
Dari 46 donor darah yang berkunjung ke Istana Merdeka tercatat dua orang yang berusia paling tua, yaitu Soehadi Hadisoemarto, seorang wiraswastawan dari Solo yang lahir 20 Pebruari 1922 serta Rd. Soerya Herdadi, pensiunan dari Bogor yang lahir 22 Pebruari 1922.
Di antara mereka juga terdapat dua wanita yaitu Nyonya Rusmini seorang ibu rumah tangga dari Jakarta yang lahir 23 Maret 1925 dan Ny.Aminah, ibu rumah tangga dari Bandung yang lahir 5 Agustus 1937.
Sedangkan donor termuda yang Selasa itu diterima Presiden adalah Aminto Soebroto, seorang pengusaha swasta di Jakarta kelahiran Bojonegoro 3 Maret 1956.
Sumber : ANTARA (19/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 647-649.