PENYUMBANG DARAH 75 KALI DITERIMA PRESIDEN

PENYUMBANG DARAH 75 KALI DITERIMA PRESIDEN

 

 

Jakarta, Antara

Sebanyak 46 orang yang sudah menyumbangkan darahnya 75 kali, hari Selasa mendapat kehormatan diterirna langsung oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta dalam rangka peringatan HUT ke 44 Palang Merah Indonesia (PMI).

Mereka yang datang dari berbagai daerah itu diundang ke Jakarta oleh Pengurus Pusat PMI sebagai tanda penghargaan atas jasa mereka menyumbangkan darah bagi kemanusiaan dan pada HUT ke-44 PMI pada 17 September 1989, mereka akan menerima Pin Emas.

Ketua Umum PP PMI Dr. Ibnu Sutowo menjelaskan, dewasa ini terdapat peningkatan donor darah di kalangan masyarakat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Ia mengungkapkan, pada tahun 1988/1989 jumlah donor darah di Indonesia tercatat lebih dari 548.487 orang, mulai dari Presiden Soeharto sendiri sampai kepada kaum tani di pelosok-pelosok desa.

Sebagian besar dari mereka merupakan penyumbang darah sukarela dan berkala. PMI senantiasa berusaha melestarikan hubungan akrab dengan para donor darah, antara lain dengan cara memberikan piagam penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan darahnya lima kali, 15 kali, 30 kali, 50 kali dan 75 kali.

Sedang bagi mereka yang sudah menyumbangkan darahnya 100 kali, pemerintah memberikan tanda penghargaan berupa Satya Lencana Kebaktian Sosial.

lbnu Sutowo melaporkan, bantuan dana dari Presiden untuk meningkatkan sarana transfusi darah ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan PMI kepada masyarakat yang hendak menyumbangkan darahnya.

Dewasa ini PMI telah merniliki 120 dinas atau lembaga transfusi darah di seluruh wilayah Indonesia.

Dari 46 donor darah yang berkunjung ke Istana Merdeka tercatat dua orang yang berusia paling tua, yaitu Soehadi Hadisoemarto, seorang wiraswastawan dari Solo yang lahir 20 Pebruari 1922 serta Rd. Soerya Herdadi, pensiunan dari Bogor yang lahir 22 Pebruari 1922.

Di antara mereka juga terdapat dua wanita yaitu Nyonya Rusmini seorang ibu rumah tangga dari Jakarta yang lahir 23 Maret 1925 dan Ny. Aminah, ibu rumah tangga dari Bandung yang lahir 5 Agustus 1937.

Sedangkan donor termuda yang Selasa itu diterima Presiden adalah Aminta Soebroto, seorang pengusaha swasta di Jakarta kelahiran Bojonegoro 3 Maret 1956.

 

 

Sumber : ANTARA (19/09/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 649-650.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.