DISTRIBUSI SEMEN BERHASIL STABILITAS HARGA MANTAP

DISTRIBUSI SEMEN BERHASIL STABILITAS HARGA MANTAP

Presiden Resmikan Pabrik Semen Indarung III A

Untuk mengamankan pengadaan semen dalam negeri, Presiden Soeharto memberi petunjuk agar perencanaan yang teliti terdapat keterpaduan akan kemampuan produksi dan tersedianya alat transport di satu pihak dengan kebutuhan akan semen dipihak lain.

Petunjuk itu disampaikan Kepala Negara, ketika meresmikan Semen Indarung III A PT. Semen Padang, di Padang Sumatera Barat Kamis pagi.

Acara itu dihadiri beberapa Menteri Kabinet Pembangunan, Gubernur Sumbar Azwar Anas dan anggota Muspida setempat, semua karyawan pabrik semen PT Semen Padang.

Menurut Presiden Soeharto, seluruh distribusi adalah masalah yang sangat penting diperhatikan. Keberhasilan dalam mendistribusikan semen ke seluruh wilayah tanah air akan memantapkan stabilitas harga semen. Masalah ini lebih terasa lagi karena produksi semen terus meningkat, yang diikuti oleh kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.

Dikatakan oleh Kepala Negara, bahwa merupakan salah satu usaha strategis yang sangat menentukan bagi pembangunan.

Produksi semen menduduki peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, maupun dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa.

"Semakin maju kita membangun, semakin banyak pula semen yang kita perlukan", kata Kepala Negara.

Prestasi

Pada bagian awal sambutannya, Presiden Soeharto menyatakan, keberhasilan dalam membangun proyek-proyek pembangunan dalam keadaan ekonomi dunia membangun proyek-proyek pembangunan dalam keadaan ekonomi dunia yang parah itu, merupakan suatu prestasi yang patut kita syukuri.

Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, sebab keberhasilan itu melalui kerja keras dengan melaksanakan kebijaksanaan yang pragmatis, yang terkadang dirasakan sebagai hal yang pahit.

Dikatakan, kemampuan membangun proyek-proyek pembangunan dalam keadaan ekonomi dunia yang parah itu, tentu akan menambah kepercayaan pada diri kita dalam meneruskan pembangunan di masa-masa mendatang yang akan makin besar, namun juga makin rumit dan penuh dengan tantangan.

Dengan peresmian pabrik semen Indarung IlI A itu, Presiden Soeharto berharap dapat mendorong tumbuhnya industri-industri bangunan dan usaha-usaha di bidang jasa serta mempercepat perkembangan daerah Sumatera Barat khususnya.

Dengan makin berkembangnya daerah ini, demikian Kepala Negara, maka banyak tenaga kerja yang akan terserap oleh berbagai kegiatan di daerah ini.

Sesungguhnya keberhasilan untuk mengembangkan suatu daerah menjadi daerah industri, tergantung dari masyarakat daerah yang bersangkutan. Bahkan keberhasilan pembangunan juga tergantung pada bangsa untuk melaksanakannya, kata Presiden Soeharto.

Tak Perlu Terjadi

Kalau pada event yang lebih tinggi (Asian Games) kita mendapat 2 medali emas, kemudian pada SEA Games 3 emas, sebenarnya untuk ukuran prestasi kita justru menurun dan ini tak perlu terjadi bila dua pelatih Ny. Mien Gondokusumo dan Sudjono dapat menyusun strategi yang baik, dengan menghindari perang saudara, serta tidak terlalu memaksakan diri.

Kala itu Indonesia menurunkan 8 pemain, tapi tampaknya seluruh pemain mengikuti seluruh nomor, seharusnya mereka dipercayakan pada nomor-nomor tertentu saja.

Akibatnya mereka tak berdaya di saat pertarungan yang menentukan. Sepeni Tintus yang di semifinal "duel" lawan rekannya Yustejo, akhirnya gagal meraih medali emas perorangan, karena di final dihadang oleh pemain kawakan Valleramos (Thailand).

Padahal kalau Tintus tenaganya tidak terkuras, di atas kertas ia dapat melumpuhkan lawannya. Valleramos sebenarnya tidak punya kehebatan, hanya karena keuletannya saja ia dapat menahan

Kapasitas Nasional

Sementara itu Menteri Perindustrian Ir Hartarto dalam laporannya mengungkapkan, dengan selesainya pembangunan unit Indarung IlI A, maka kapasitas PT Semen Padang mencapai 1,5 juta ton per tahun sehingga kapasitas nasional terpasang industri semen kita dewasa ini meningkat mencapai 11,6 juta ton/tahun.

Dikatakan, dewasa ini juga sedang dibangun unit Indaning III B yang akan siap akhir tahun 1984, sehingga. kapasitas perusahaan negara itu akan meningkat lagi menjadi 12,1 juta ton per tahun.

Pabrik semen Indaning cukup bahan baku kapur dan tanah liat dengan menggunakan bahan bakar batu bara dalam jarak transport jarak pendek, dengan harga sangat bersaing, dibandingkan dengan BBM atau gas alam.

Lokasi pabrik juga berada dekat pelabuhan samudera, sedangkan angkutan semen curah dari pabrik ke pelabuhan dengan menggunakan kereta api.

"Hal ini menyebabkan produksi semen Indarung cukup kompetitip sehingga dapat menjangkau daerah pemasaran ke Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jakarta dan jawa Tengah di samping melakukan ekspor secara teratur", kata Menteri Perindustrian.

Industri semen nasional setiap tahun terus ditingkatkan baik oleh Pemerintah maupun swasta diharapkan kapasitas nasional tahun 1987 akan mencapai 19 sampai 20 juta ton/tahun.

Dengan usaha usaha peningkatan. tersebut menurut Menteri indonesia sejak tahun 1983 ini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan melakukan program ekspor secara teratur .

Penggunaan Mesin Buatan Dalam Negeri

Direktur Utama PT Semen Padang Ir. Jonni Marsigih dalam laporanya kepada Presiden menyatakan, pembangunan pabrik semen unit IlI A yang bernilai Rp. 85,9 milyar itu, dengan menggunakan komponen lokal yang menonjol.

Besi beton, kabel-kabel dan sebagian peralatan pabrik merupakan produksi dalam negeri sejumlah 1.100 ton atau 16 pCt dari total berat mesin-mesin.

Pembangunan pabrik diselesaikan 29 bulan yang 3 bulan lebih awal dari rencana semula.

Dilaporkan, pembangunan pabrik mempunyai kaitan sangat erat dengan pembangunan sektor lain yang dilaksanakan di daerah Sumatera Barat.

Pembangunan PLTA Maninjau oleh PLN untuk penyediaan listrik, peningkatan produksi batu bara oleh PT Tambang Batu bara untuk penyediaan bahan bakar, peningkatan daya angkut kereta api oleh PJKA serta perluasan pemuatan pelabuhan Teluk Bayur merupakan fasilitas yang berperan; dalam suksesnya operasi pabrik semen tersebut.

Dengan adanya dermaga khusus semen Teluk Bayur maka kemampuan pemuatan semen ditingkatkan dari 2.500 ton/hari menjadi 5.000 ton/hari.

Dermaga khusus semen ini juga mempunyai fasilitas pemuatan semen curah dengan kapasitas 500 ton/jam yang ditingkatkan menjadi 1.000 ton/jam.

Tentang peningkatan ekspor semen yang telah dirintis sejak 1981 dan bila keadaan pasar dalam negeri memungkinkan, tahun 1984 akan dapat ekspor sebanyak 300.000 ton semen.

Dalam kesempatan itu juga dilaporkan pembangunan perumahan untuk karyawan sebanyak 510 unit tipe 48 dan 50 unit tipe 70 dengan menggunakan fasilitas KPR BTN serta menyediakan prasarana pendidikan berupa sekolah dari tingkat TK sampai SMA yang juga terbuka bagi masyarakat kota Padang.

Budaya Tradisional Minang

Upacara peresmian pabrik semen Indarung III A diwarnai sepenuhnya oleh seni dan budaya Minangkabau.

Ketika Presiden dan Nyonya Tien Soeharto tiba di tempat upacara sebarisan jaka dan dara Minang menyambutnya dengang Urian gelombang sebagai tanda selamat datang.

Presiden menanda tangani dua prasasti sebagai tanda peresmian dan penekanan tombol yang kemudian diterbangkan ribuan balon warna warni.

Seluruh upacara berlangsung meriah, sambutan masyarakat Sumatera Barat sangat antusias kedatangan Kepala Negara dua hari ke Tanah Minang tersebut.

Ikut serta bersama Presiden Mensesneg Sudharmono SH, Menteri Perimbangan dan Energi Prof Subroto, Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Perindustrian Ir.Hartarto, Menteri Perhubungan Rusmin Nurjadin. Kamis siang Kepala Negara dan rombongan kembali ke Jakarta. (RA)

Padang, Pelita

Sumber : PELITA (1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 336-339.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.