Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Jakarta

DOA BERSAMA ANAK CUCU [1]

Syalom!!!!

Salam sejahtera bagi Bapak sekeluarga, saya percaya, Bapak pasti sehat-sehat saja dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pertama saya mohon maaf atas kelancangan saya, memberanikan diri menulis surat pada Bapak. Saya ingin sekali Bapak membantah dan meluruskan berita-berita yang dimuat di surat kabar. Saya gembira dan bersyukur mendengar berita bahwa Bapak telah memberikan beberapa Yayasan yang Bapak pimpin untuk dikelola negara demi kepentingan bangsa. Maka tidak sia-sialah saya berdoa untuk Bapak, karena saya tidak ingin Bapak dicap serakah.

Hal kedua, saya ingin sekali mengatakan, agar Bapak mengadakan doa bersama dengan anak dan cucu sesering mungkin. Kalau hal ini Bapak lakukan … Puji Tuhan, sebab di dalam Al Kitab disebutkan “Dua tiga orang berkumpul memuliakan Tuhan, maka ia hadir dan memberkati”.

Kenapa saya memberanikan diri menyarankan hal ini? Karena setiap berdoa syafaat untuk kedamaian dan ketenteraman negara kita, saya merasa bahwa bulan-bulan depan ini, keluarga Bapak banyak mengalami masalah dan kesulitan. Tetapi saya percaya, apabila Bapak sekeluarga berdoa bersama-sama, Tuhan pasti menyelesaikan dan melakukan semua masalah bagi Bapak sekeluarga.

Syalom, Tuhan pasti memberkati Bapak selama-lamanya, terima kasih. (DTS)

Surabaya, 30 Agusutus 1998

Harijanto Suryawidjaya

Surabaya

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 1011. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.