PRESIDEN SOEHARTO:
IDEALISME KERAKYATAN PANCASILA HARUS DIAMALKAN SECARA NYATA
Presiden Soeharto menekankan, sikap dan prilaku yang disemangati oleh idealisme kerakyatan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Dan hal itu harus kita hayati dan amalkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu dikemukakan Presiden di Istana Negara, Rabu pagi kemarin, ketika membuka perempuan yang bersifat nasional, sekaligus yakni Rapat Kerja Nasional Badan Musyawarah Kerja Nasional Tenaga Kesejahteraan Sosial, Musyawarah Kerja Nasional Tenaga Kesejahteraan Masyarakat, Temu Karya Karang Taruna, dan Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Alam.
Dalam hubungan ini, Kepala Negara minta agar melalui Rakernas Bamunas Kesejahteraan Sosial ini, kemampuan organisasi-organisasi sosial yang banyak di dalam masyarakat dapat ditingkatkan dalam usaha kesejahteraan sosial.
Ke empat pertemuan tersebut akan diselenggarakan di Sala, sekitar peringatan Hari Kebaktian Sosial Nasional yang ke-25 yang jatuh pada tanggal 20 Desember 1982.Hari itu melambangkan semangat dan perbuatan besar, yakni kepatriotan dan semangat perjuangan seluruh rakyat yang pantang menyerah.
Juga melambangkan semangat berkorban dan kerelaan menderita demi tegaknya kemerdekaan dan kedaulatan nasional.
Tanggal 20 Desember, menurut Presiden, mengingatkan kita satu hari sesudah agresi tentara kolonial yang menyerbu wilayah kekuasaan RI dan menduduki Ibu kota Yogyakarta, Ibu kota perjuangan 19 Desember 1948. Oleh sebab itu hari itu ditetapkan sebagai Hari Kebaktian Sosial.
Hari itu lahir kesadaran sosial dan kesadaran nasional yang tinggi dari segenap rakyat. Yang dengan segala kekurangan yang mereka derita, tetap memperlihatkan kegotong-royongan, kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial untuk melanjutkan perjuangan bangsa.
Luas dan Kompleks
Kepala Negara menegaskan, Pemerintah sedang berusaha dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab menyiapkan generasi muda kita agar kelak mampu memikul tanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
Persiapan ini sangat penting, sebab dalam dasawarsa-dasawarsa mendatang, pembangunan kita akan jauh lebih meningkat, lebih luas dan lebih rumit sifatnya. Lebihlebih lagi akan berlangsung dalam situasi dunia yang lebih kompleks.
Dalam rangka menyiapkan generasi muda, pembinaan generasi muda di Karang Taruna hendaknya dipadukan dalam Pola Umum Pembinaan Generasi Muda yang telah digariskan oleh Pemerintah, kata Presiden.
Dalam pembinaan generasi muda, yang penting, kata Presiden, agar generasi muda dapat berkembang dengan kepribadian yang kuat, penuh semangat, memiliki kreativitas dan mampu rneneruskan pembangunan masyarakat Pancasila.
Tentang bencana alam, Presiden mengatakan, dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi, Presiden minta kita dapat bekerja dengan cepat, tepat dan bersikap wajar. Presiden berharap agar Satkorlak PBA dapat merumuskan program-program pencegahan dan penanggulangan bencana alam secara lebih mantap.
Dalam laporannya, Menteri Sosial Sapardjo mengatakan, ke empat pertemuan itu bedangsung selama 2 hari, diikuti 343 peserta, masing-masing Temu Karya Karang Taruna 63 orang, Satkorlak Bencana Alam 30 orang dan 163 orang peserta Rakemas dan Mukemas seperti tersebut di atas. (RA)
…
Jakarta, Berita Buana
Sumber : BERITA BUANA (16/12/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 966-967.