SOEHARTO – KENAN EVREN BICARA EMPAT MATA

PAGI INI PRESIDEN SOEHARTO – KENAN EVREN BICARA EMPAT MATA

Presiden Republik Turki Jenderal Kenan Evren yang dikenal sebagai ahli strategi, ingin mengukuhkan posisi negerinya sebagai anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization) serta tetangga super power Rusia. Seiring dengan itu, dia mengalihkan perhatian ke negara-negara di kawasan Timur.

Posisi Turki yang strategis selama ini dimanfaatkan negara-negara Barat untuk kepentingan mereka dalam menjaga ekspansi militer Rusia di sekitar kawasan itu.

Kesetiaan Turki terhadap blok Barat disadari Presiden Evren sebagai penyebar utama kekacauan ekonomi Turki. Itu lah sebabnya mengapa Jenderal Kenan Evren mengambil alih pemerintahan melalui suatu kudeta militer.

Presiden Kenan Evren tiba Jumat petang di Jakarta sebagai tamu Pemerintah RI, dalam serangkaian kunjungan kenegaraan ke RRC, Korea Selatan dan Bangladesh. Dia disertai oleh puterinya nyonya Semay Gurvit, 27 pejabat pemerintah dan 24 orang dari pers.

Keseimbangan

Kunjungannya ke empat negara di kawasan Timur ini merupakan suatu keseimbangan bagi kebijaksanaan politik luar negeri Turki selama ini. Presiden Evren dengan pemerintahan militernya pernah dicurigai negara-negara Barat sebagai figur yang akan lebih menekankan pemerintahan diktator militer.

Tanpa meninggalkan keanggotaannya dalam NATO, tampaknya Evren ingin menunjukkan peranan Turki diforum internasional. Sementara blok Barat mencurigai langkahnya ke kawasan Timur, merupakan usaha dalam menggabungkan diri ke pangkuan Non-Blok.

Sedangkan kunjungannya ke RRT merupakan strategi dalam menghadapi Rusia. Turki kini bangkit setapak, untuk lebih menunjukkan peranannya dalam percaturan politik dunia.

Bagi RI sendiri, Turki merupakan jembatan dalam mendorong perdagangan ke kawasan Eropa bagian Selatan serta kejazirah Afrika dan sekitarnya.

Pagi ini Presiden Kenan Evren akan melakukan pembicaraan empat mata dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Kedua pimpinan pemerintahan itu akan membahas masalah-masalah yang menyangkut persengketaannya dengan Cyprus.

Posisi KI di muka PBB dalam sengketa Cyprus masih tetap abstain. Sedangkan Turki dalam masalah Timor-Timur dari abstain telah mendukung posisi RI di forum PBB.

Selain masalah internasional, regional dan bilateral, kedua negarawan juga akan menyinggung masalah pcningkatan perdagangan bilateral. Nilai ekspor R.I. ke Turki tahun 1981 mencapai 32.020 dollar AS dan impor RI bernilai 1.996.823 dollar AS. (RA)

Jakarta, Jurnal Ekuin

Sumber : JURNAL EKUIN (18/12/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 967-968.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.