IKLIM DUNIA USAHA DI INDONESIA AKAN TERUS DITINGKATKAN
PRESIDEN BUKA PERTEMUAN JAKARTA
Iklim yang baik bagi dunia usaha di Indonesia akan terus ditingkatkan guna mendorong kegiatan ekonomi dan penanaman modal, Presiden Soeharto menegaskan di Istana Negara Rabu pagi tatkala berbicara di depan peserta "Pertemuan Jakarta" IV Stanford Researh Institute International.
Presiden Soeharto juga menyebutkan, perbaikan dan penyempurnaan prosedur agar dapat memperlancar kegiatan ekonomi serta berusaha mengurangi dan meniadakan berbagai hal yang dinilai dapat menambah beban dunia usaha.
Pertemuan Jakarta "IV yang berlangsung dari tanggal 13 hingga 16 September ini dihadiri oleh sekitar 110 peserta, antara lain dari Indonesia dan negara-negara Asean juga Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, India, Pakistan, Lebanon, Persatuan Emirat Arab, Australia, Selandia Baru, Inggeris, Perancis, Austria, Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia, Kanada dan Amerika Serikat.
Mereka akan membahas iklim berusaha, kemungkinan-kemungkinan bagi dunia usaha di Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya sekaligus meninjau apa yang telah tetjadi dan harapan di masa depan.
Tanda Tanya
Presiden Soeharto mengingatkan bahwa masa depan ekonomi dunia masih tetap penuh dengan tanda tanya, karena langkah-langkah yang telah diambil oleh berbagai negara secara individual maupun berkelompok tidak menyelesaikan pokok persoalannya.
Ditegaskan bahwa pokok persoalan itu sesungguh merupakan persoalan besar yang bersumber pada tata lama dari hubungan ekonomi dan politik yang tidak menjamin keadilan dan kemerataan pembangunan semua bangsa.
"Karena itu yang penting adalah kemauan dan keputusan semua bangsa untuk bersama-sama mengatasi masalah ini demi keselamatan dan kebahagiaan bersama pula," ujar Presiden.
"Masa depan yang lebih baik hanya dapat kita wujudkan melalui gerakan besar besaran pembangunan semua bangsa, khususnya bangsa-bangsa yang sedang membangun dirinya."
Tujuannya, menurut Kepala Negara, adalah agar setiap bangsa dapat mencapai wujud masyarakat yang di cita-citakan menurut jalan yang ditentukannya sendiri dengan demikian semua bangsa dapat ikut bertanggung jawab secara aktif dalam memantapkan perdamaian dan kemajuan bersama.
Stanford Research Institute International didirikan pertengahan dasawarsa 1940-an oleh Stanford University dan sekelompok usahawan Amerika. Selama empat dasawarsa dikenal dengan nama Stanford Research Institute, tapi kini hanya menggunakan nama SRI International, sedangkan oleh dunia usaha serta kalangan Pemerintahan lebih dikenal sebagai SRI.
Tujuan utama SRI yang berkedudukan di Menlo Park, Kalifornia, Amerika Serikat adalah membantu peningkatan pengembangan ekonomi dunia melalui riset dan pelayanan nasehat di bidang sains, teknologi, ilmu manajemen dan ekonomi dengan staf lebih dari 3.000 orang.
SRI didukung oleh petugas-petugas lapangan di Eropa, Amerika Latin, Jepang, Timur Tengah dan Pasifik di samping kantor utama dan laboratorium di Kalifornia.
Melalui International Associates Plan nya, SRI mengadakan hubungan erat dengan perusahaan-perusahaan dan para eksekutif terkemuka di lebih dari 60 negara termasuk Indonesia.
SRI memperjuangkan perbaikan lingkungan usaha dan membantu Pemerintah untuk menyusun skala prioritas pembangunan.
Demikian laporan ketua umum SRI Jakarta Meeting IV Julius Tahija. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 344-345.