INDONESIA HADAPI MASALAH PENDIDIKAN 24 JUTA ANAK
PRESIDEN SOEHARTO menandaskan, masalah pendidikan di Indonesia, mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah.
Meyampaikan sambutan pada pembukaan konperensi Dewan Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEC) ke-17 di Denpasar, Bali pada Kamis pagi, Kepala Negara selanjutnya mengatakan, sistem pendidikan di Indonesia dibangun berdasarkan pandangan hidup dan dasar falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila
Dalam kesempatan ini Kepala Negara menyebutkan satu demi satu sila2 yang ada dalam Pancasila, yang selanjutnya mengatakan, tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia2 pembangunan yang mampu membangun diri sendi:ri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dikemukakan pula oleh Presiden bahwa masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia sangatlah besar. Jumlah anak2 usia sekolah di Indonesia saat ini, usia antara 7 sampai 12 tahun, mencapai 24 juta orang anak.
Angka tersebut menu:rut Kepala Negara mencerminkan betapa besar masalah yang dihadapi. Namun demikian tambahnya, diyakini oleh bangsa Indonesia bila masalah pendidikan tersebut teratasi dimana Indonesia mampu memberikan pendidikan yang baik kepada anak2 yang jumlahnya besar maka mereka kelak akan menjadi manusia2 pembangunan bangsa dan negaranya.
Mengakhiri sambutannya ini Kepala Negara berharap agar organisasi SEAMEC dapat menjadi sarana kerja sama regional dibidang pendidikan.
Harapan
Pada bagian lain sambutannya, Kepala Negara berharap agar organisasi SEAMEC dapat menjadi sarana kerjasama regional di bidang pendidikan.
Dikatakan, proses pendidikan terjadi di setiap saat, berlaku di mana saja, meliputi semua usia manusia dan terdapat di setiap lingkungan kehidupan.
"Setiap bangsa, setiap generasi dari bangsa yang bersangkutan, ditantang untuk melaksanakan tugas pendidikan itu sebaik-baiknya," ucap Kepala Negara.
Menurut Presiden, pelaksanaan pendidikan yang baik makin menjadi satu keharusan mengingat dewasa ini dunia sedang mengalami perubahan2 yang mendasar.
Perubahan2 yang dialami dunia dewasa ini tidak hanya bersifat teknik semata-mata akan tetapi juga mempengaruhi cara-cara berfikir, nilai2 kehidupan, metode komunikasi, hubungan antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa.
Semua ini, demikian dikatakan Kepala Negara, membuat umat manusia sebagai keseluruhan berhadapan dengan tantangan2 baru yang cukup serius.
Bertolak pada keadaan yang demikian, Presiden Soeharto mengatakan bahwa sungguh tidak layak bila dunia yang sedang mengalami perobahan dibiarkan sematamata menjadi tanggung jawab dari generasi yang akan datang. (RA)
…
Denpasar, Sinar Harapan
Sumber : SINAR HARAPAN (25/02/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1055-1056.