INDONESIA TETAP BERHATI-HATI TERIMA PINJAMAN

INDONESIA TETAP BERHATI-HATI TERIMA PINJAMAN

PRESIDEN SOEHARTO :

Presiden Soeharto mengatakan Indonesia akan tetap berhati-hati dalam menerima pinjaman luar negeri, dengan senantiasa memperhitungkan kemampuan membayar kembali setiap pinjaman.

Dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, Indonesia memang ingin memperoleh pinjaman luar negeri sebanyak mungkin, tapi pemerintah Indonesia berpendapat bahwa kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut tetap akan diperhatikan, kata Kepala Negara ketika menerima Pimpinan Bank Ekspor dan Impor (Eksim) Amerika Serikat William H. Draper yang mengadakan kunjungan kehormatan di Bina Graha, Senin.

Gubernur Bank Indonesia Arifin Siregar, setelah mengantar pimpinan Bank Eksim itu mengatakan kepada wartawan bahwa kunjungan Draper ke Indonesia ialah untuk meningkatkan kerja sama dan keikutsertaan bank tersebut dalam ikut membiayai proyek-proyek di sini.

Kepada wartawan, William Draper mengatakan pinjaman Bank Eksim yang disalurkan ke Indonesia sampai sekarang berjumlah 896 juta dolar AS ditambah penawaran tambahan bagi proyek-proyek yang ditunda sebesar 300 juta dolar.

Dengan demikian dalam waktu dekat jumlah pinjaman itu dapat mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Ia memandang Indonesia sebagai salah satu pasaran terkemuka bagi Bank Eksim dalam beberapa tahun mendatang ini. Dalam tahun anggaran 1982 misalnya Indonesia memperoleh pinjaman 400 juta dolar, tahun 83 disalurkan 82 juta dolar AS.

Dalam tahun ini pinjaman bernilai 163 juta dolar, sehingga negara ini merupakan pasaran paling aktif dalam tahun tersebut bagi banknya dan jumlah itu merupakan 15 persen dari keseluruhan pinjaman yang disalurkannya selama tahun anggaran 1984.

Draper mengungkapkan dalam dua tahun terakhir ini, pihaknya telah mendukung berbagai proyek seperti jetfoil buatan pabrik Boeing untuk PT PAL Surabaya, pembuatan helikopter di PT Nurtanio di Bandung.

Selain itu keikutsertaan dalam penyediaan komponen bagi 16 lokomotif buatan General Electric, perekayasaan bagi PT. Cold Rolling Mill Indonesia (CRMI) di Cilegon yang menghasilkan lembaran baja tipis, serta proyek Alumina Bintan.

Lebih jauh lagi, bank itu menawarkan bantuan untuk menunjang pembiayaan bagi pengadaan peralatan proyek Alumina Bintan, pusat pemeliharaan mesin pesawat terbang, fasilitas pengujian mesin, serta laboratorium penelitian nuklir.

Pihaknya juga berminat ikut serta memberikan pinjaman bagi pembangunan unit tiga dan empat PLTU Suralaya serta berbagai proyek lainnya.

Peminjam Terbaik

Atas pertanyaan wartawan, Draper menilai Indonesia merupakan salah satu negara penerima pinjaman Bank Eksim yang paling baik dalam pengembalian pinjaman.

Mengenai bunga pinjaman, ia menjelaskan Bank Eksim mengenakan bunga sesuai komitment yang dibuat OECD bersama-sama 22 negara industri.

Namun, katanya, Indonesia memperoleh bunga paling rendah dibanding negara­negara peminjam lainnya yakni 10,7 persen/tahun untuk pinjaman lebih dari lima tahun dan 10,5 persen untuk pinjaman kurang dari lima tahun.

Ketika ditanya pengaruh tingginya nilai dolar sekarang ini, terhadap pinjaman, Draper mengatakan nilai dolar yang tinggi tidak selalu berpengaruh buruk bagi negara peminjam seperti Indonesia.

Ia menunjuk contoh dengan tingginya nilai dolar sekarang ini maka Indonesia memperoleh nilai lebih dari ekspor komoditinya terutama minyak bumi yang harganya ditetapkan dengan mata uang dolar.

Dengan demikian tingginya nilai dolar punya pengaruh baik dan buruk, tergantung dari sudut mana anda melihatnya, ujar bankir AS itu.

la menambahkan, pada kenyataannya sekarang Indonesia memperoleh surplus perdagangan dengan AS sekitar 3.5 miliar dolar AS.

Pimpinan Bank Eksim AS ini selain menemui Kepala Negara, selama berada di Indonesia juga akan menemui Menko Ekuin dan Pengawasan Pembangunan Ali Wardhana, Menkeu Radius Prawiro, Menteri Perdagangan Rachmat Saleh, Menteri Negara Ristek BJ Habibie, Menpan/Kea Bappenas JB Sumarlin serta Gubernur BI Arifin Siregar. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (19/11/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 646-648.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.