PERLU TATA BARU HUBUNGAN ANTAR NEGARA
PRESIDEN SOEHARTO:
Presiden Soeharto memandang perlu adanya kemauan politik semua negara di dunia untuk secara sungguh-sungguh membangun tata baru hubungan antar negara, yang lebih menjamin keadilan dan ketentraman bagi segenap umat manusia.
Pandangan Kepala Negara itu dikemukakan ketika menerima surat-surat kepercayaan Keba Birane Cisse, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Senegal yang pertama untuk Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu pagi.
Kemauan politik Indonesia ke arah itu tidak perlu diragukan lagi. “Karena itulah, walaupun pembangunan nasional kami baru berada dalam tahap-tahap awal, namun dengan sadar dan dalam batas-batas kemampuan yang ada, kami merasa berbahagia dapat memberi bantuan teknik kepada sesama negara yang sedang membangun” demikian Presiden.
Ia berpendapat, krisis ekonomi dunia yang berkepanjangan akhir-akhir ini menyadarkan orang bahwa terwujudnya tata ekonomi dunia baru bukan semata-mata kepentingan sepihak negara sedang membangun, melainkan juga merupakan kepentingan negara-negara industri maju.
Kerja sama erat antara negara-negara yang sedang membangun, menurut Presiden Soeharto, mutlak perlu ditingkatkan.
Dalam hubungan itu ia mengajak semua negara yang sedang membangun bekerja sama bahu-membahu dengan didasari semangat Konferensi Asia-Afrika di Bandung, serta menjadikan Gerakan Non Blok sebagai wadah untuk menampung aspirasi bersama.
Saat bersejarah
Presiden menilai, penyerahan surat-surat kepercayaan Duta Besar Republik Senegal yang pertama untuk Indonesia itu merupakan saat-saat bersejarah bagi hubungan antara kedua negara.
Ia percaya, di hari-hari mendatang Indonesia dan Senegal akan dapat mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan serta kerja sama yang telah terjalin selama ini.
Presiden sependapat dengan Duta besar Keba Birane Cisse, bahwa di tahun-tahun mendatang kedua negara itu perlu mengembangkan kerja sama dalam berbagai bidang seperti perdagangan, industri dan pertanian.
Setelah menerima Dubes Senegal, Presiden Soeharto di tempat sama menerima surat-surat kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Turki untuk Indonesia, Aydin Alacakaptan.
Gembira
Presiden Soeharto menyatakan kegembiraannya melihat hubungan persahabatan Indonesia-Turki yang sudah terjalin lama itu semakin erat dari hari ke hari.
Ketika menerima surat-surat kepercayaan Aydin Alacakaptan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Turki untuk Indonesia, Presiden mengemukakan bahwa hubungan persahabatan yang erat itu antara lain disebabkan banyaknya persamaan antara kedua negara.
“Kedua bangsa dan negara kita sama-sama mencapai kemerdekaannya melalui perjuangan yang berat dan panjang, serta sebagian terbesar penduduk kita sama-sama memeluk agama Islam,” demikian kata Presiden.
Kedua negara itu juga tergolong dalam deretan negara sedang membangun dan yang sedang berjuang meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat masing-masing.
“Persamaan-persamaan tadi meyakinkan saya bahwa antara kedua negara kita akan selalu terjalin kerja sama dan pengertian yang makin baik di masa mendatang,” tegas Kepala Negara.
Dalam kesempatan itu ia mengemukakan bahwa Indonesia selalu berjuang mewujudkan dunia yang penuh kedamaian serta berusaha menciptakan kawasan di sekitarnya menjadi kawasan damai, bebas dan netral.
Di samping itu Presiden juga menekankan bahwa kerja sama antar negara sedang membangun sangat menunjang pembangunan nasional Indonesia, sebagaimana pengalaman menunjukkan.
Pada akhir pidatonya, ia menyatakan terima kasih atas salam dan harapan Presiden Turki Kenan Evren, kepadanya dan kepada rakyat Indonesia, yang disampaikan Dubes baru itu. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (24/11/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 648-650.