Presiden Tegaskan Pada Utusan Sekjen PBB
SEDIKITPUN INDONESIA TIDAK INGIN EKSPANSI [1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto dalam pertemuannya dengan Utusan Khusus Sekjen PBB, Vittorio Winspeare Guicciardi, selama 45 menit kemarin pagi di kediaman Presiden di jalan Cendana, antara lain telah menegaskan bahwa Indonesia tidak mempunyai keinginan sedikitpun untuk melakukan ekspansi.
Demikian Menlu Adam Malik menjelaskan kepada pers setelah ia mendampingi Presiden Soeharto menerima Utusan Khusus Sekjen PBB itu.
Menlu Adam Malik tidak bersedia memberikan keterangan kepada pers lebih lanjut tentang pertemuan, tersebut.
Demikian pula, Vittorio Winspeare Guiciardi tidak memberikan keterangan banyak kepada pers setelah selesai bertemu dengan Presiden Soeharto.
“Saya telah membicarakan segala hal dengan Pemerintah Indonesia tentang tugas saya”, katanya.
Puas
Utusan Khusus Sekjen PBB Kurt Waldheim, Vittorio Winspeare Guicciardi menyatakan rasa puasnya atas keterangan serta penjelasan Menteri Luar Negeri Adam Malik mengenai masalah Timor Timur.
“Saya puas dengan keterangannya danyang sudah dilihatnya sewaktu menemui partai2 di Timor Timur dalam kunjungannya baru2 ini”,
kata Winspeare Guicciardi kepada pers yang menemuinya di Deplu kemarin siang setelah mengadakan pertemuan kurang lebih satu setengah jam dengan Menlu Adam Malik.
Kecuali menyatakan kepuasannya, Winspeare juga menyampaikan terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyediakan segala fasilitas yang diperlukannya untuk mengunjungi Timor Timur. Kepergiannya ke Timor Timur untuk mengadakan kontak langsung dan melihat sendiri pimpinan pemerintah sementara dan rakyat Timor Timur, sama sekali tidak disertai pejabat Indonesia.
Tidak Bicara Detail
Ditanya pelaksanaan “act of free choice”, Winspeare Guicciardi jelaskan bahwa pelaksanaan dan masalah itu tidak dibicarakan secara detail dengan Menlu Adam Malik.
“Yang penting saya kira justru bagaimana hal ini bisa dilaksanakan di masa mendatang”, katanya.
Ditambahkannya bahwa kemauan rakyat Timor Timur juga perlu diperhatikan.
“Yang jelas, bagaimana kemauan rakyat itu bisa dimanifestasikan, dan bagaimana pelaksanaan manifestasi keinginan rakyat. Itulah yang penting”, demikian kata Winspeare Guicciardi menanggapi pertanyaan pers yang mengatakan sebagian penduduknya Timor Timur menghendaki integrasi dengan Indonesia. “Kita baru mengetahui keinginan mereka benar2 bila sudah ada pernyataan resmi maupun manifestasi keinginan mereka itu”, tambahnya.
Dikatakannya pula, bahwa Menlu Adam Malik juga telah menjelaskan pandangan Indonesia. Demi terlaksananya penentuan nasib sendiri masa depan rakyat Timor Timur, perlu diadakan pemulihan keamanan dan ketertiban di wilayah itu.
Hari ini, Utusan Khusus PBB tersebut akan menemui Dr. Satrio Ketua PMI Pusat dan Soenandar, Ketua Satuan Tugas untuk: pengungsi Timor Timur. Kecuali itu, Menlu Adam Malik hari ini juga akan mengundang makan malam Utusan Khusus Sekjen PBB beserta stafnya.
Portugal Tak Punya Apa2
Sementara itu, Adam Malik atas pertanyaan pers menjelaskan, Portugal, dalam menghadapi masalah Timor Timur, sama sekali tidak mempunyai kekuatan apa2. Pemerintah ini sudah lumpuh. Yang dimiliki hanyalah ”hak ahli waris” atas wilayah Timor Timur. Pernyataan tersebut juga merupakan penjelasan Menlu, sekitar apa yang disampaikan utusan khusus tersebut setelah kunjungannya dari Portugal.
Dikatakannya pula, bahwa Winspeare Gucciardi telah mendengar penjelasan mengenai masalah Timor Timur dari Menlu Portugal Melo Antunes.
“Dia telah mendengar apa yang saya bicarakan dalam perundingan Roma. Indonesia sepenuhnya mendukung pelaksanaan dekolonisasi secara tertib dan teratur”, kata Adam Malik. “Tetapi, dia juga memaklumi bahwa situasinya kinisudah berubah”, tambahnya lagi.
Sedang mengenai resolusi DK-PBB yang meminta penarikan mundur “pasukan Indonesia” dari Timor Timur, dijawab Menlu bahwa hal tersebut sudah dijawab Dubes RI untuk: PBB Ch. Anwar Sani.
“Kita tidak mempunyai pasukan disana. Biar Utusan Khusus Sekjen itu melihat sendiri kenyataan di Timor Timur”, katanya tandas.
Dikatakannya pula, bahwa Menlu Adam Malik sama sekali tidak memberikan pengarahan kepada Winspeare.
“Kita hanya menawarkan, apa yang dia butuhkan, akan kita bantu”, kata Menlu. “Dia mau melaksanakan tugasnya untuk menemui rakyat Timor Timur. Sebagai utusan khusus PBB, ia akan berperanan sebagaimana mestinya”, tambahnya lagi.
Diarahkan Horta?
Atas pertanyaan pers, bagaimana sikap Indonesia terhadap Utusan Khusus Sekjen PBB yang sudah menemui Sekjen Fretilin Ramos Horta di New York. Apakah Winspeare akan berhasil melaporkan kenyataan secara obyektip bila sudah diarahkan Ramos Horta? Menanggapi hal tersebut, Menlu Malik mengatakan.
“Sebagai Badan Internasional, memang harus menerimanya. Tidak usah dimasalahkan, sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB, diharapkan tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun”.
Ditambahkannya, yang paling menentukan laporan Winspeare adalah kenyataan kehendak rakyat Timor Timur. Kenyataan, Fretilin tidak berani menjamin keamanan Winspeare ke Timor Timur, dan kenyataan lagi, bahwa pemerintah Sementara yang sanggup menjaminnya, demikian kata Menlu Adam Malik. (DTS)
Sumber: SUARA KARYA (07/01/1976)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 18-21.