Jangan Larut Dan Tenggelam

Jakarta, 28 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak H.M. Soeharto

di Jakarta Pusat

 

JANGAN LARUT DAN TENGGELAM [1]

 

Dengan hormat.

Kami mengabarkan bahwa kami dalam keadaan sehat wal afiat. Demikian pula permohonan kami kepada Allah SWT, semoga Bapak beserta keluarga selalu dalam lindungan-Nya dan tidak kurang satu apapun, amin.

Bapak, kami sangat prihatin dan turut merasakan betapa berat dan sulitnya Bapak melepaskan rasa tanggung jawab yang begitu tulus terhadap rakyat dan Bangsa Indonesia yang sedang dilanda berbagai macam krisis.

Namun, berdo’a semoga Bapak tidak turut dan tenggelam dalam kesulitan/penderitaan yang berkepanjangan. Lebih bijaksana apabila kita berserah diri kepada Sang Kholik Yang Maha Pencipta dan Penentu Dan Maha Pengasih dan Penyayang serta memohon petunjuk dan ampunan-Nya.

Al-Qur’an menyatakan:

Surat 3 ayat 26                                 “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan … dst.

Surat 3 ayat 132 s/d 134                 “Dan taatilah Allah dan Rosul, supaya… dst.

Surat 7 ayat 130 s/d 136                 “Dan sesungguhnya kami telah… dst.

Surat 9 ayat 128 dan 129                “Sesungguhnya telah datang kepadamu… dst.

Surat 16 ayat 125 s/d 128                “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu… dst

Surat 17 ayat 13 s/d 16                     “Dan tiap-tiap manusia itu telah kami… dst.

Surat 41 ayat 30 dan 31                   “Sesungguhnya orang-orang yang… dst.

Demikian, beberapa Surat dan Ayat Al Quran yang kami haturkan kepada Bapak sebagai penawar dan penyejuk khususnya dalam menempuh ujian duniawi yang di berikan Allah swt kepada kita semua.

Di pengajian, kami pun mendoakan Bapak beserta Keluarga besar semoga senantiasa mendapatkan perlindungan, ridho dan rahmat dari Allah swt Amin. (DTS)

Salam hormat kami,

Roesman

Jakarta Timur

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 795-796. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.