Jasa Bapak Tak Terbilang

Palembang, 21 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Jakarta

 

JASA BAPAK TAK TERBILANG [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Sebelumnya saya minta maaf kepada Bapak karena menulis surat ini dengan spidol, maksud saya adalah supaya mudah dibaca dan menjadi perihatin. Maksud saya menulis surat ini tak lain untuk menyampaikan perasaan saya selaku anak bangsa yang memiliki seorang Bapak Pembangunan, yaitu Bapak Soeharto.

Tadi pagi saya melihat di TV pengunduran diri Bapak. Saya amat terharu menyaksikan jiwa besar seorang pemimpin teladan seperti Pak Harto. Saya langsung mengambil pena dan kertas ini dan langsung menulis surat kepada Bapak, ditambah lagi perintah ayah saya agar saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Harto.

Ayah saya seorang eksponen 66 dan pendukung Orde Baru di bawah kepemimpinan Bapak Soeharto. Ayah saya mengatakan, betapa besar jasa Pak Harto kepada negeri ini. Untuk itu patutnya saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Harto.

Ayah saya bercerita, betapa sulit zaman 65 dahulu dan kalau tidak ada Bapak pasti negara ini di ambang kehancuran. Ayah saya mengatakan, beberapa jasa Bapak kepada negeri ini antara lain:

  1. Pak Harto telah menyelamatkan Indonesia dari Komunis, jika Bapak tidak ada, tak mungkin saya dapat beribadah dengan tenang mensyukuri nikmat Allah Swt.
  2. Pak Harto telah membangun ribuan masjid di segala penjuru tanah air. Karena itu sama saja Pak Harto bagian dari Walisanga. Semoga Allah membalasnya kelak.
  3. Pak Harto telah memperkenalkan kepada kami Apa yang namanya Pembangunan. Saya tak bisa berkata apa-apa lagi, Pak. Untuk jasa yang satu ini tak ada kata terucap karena tak mampu terlukis dengan kata. Hanya satu saya ucapkan dan barang kali hanya ini yang saya mampu katakan kepada Bapak: Terima kasih yang tak terhingga.
  4. Pak Harto telah membawa harum nama bangsa ini di mata internasional. Setiap saya memandang langit, puji syukur selalu terucap karena dikaruniai Bapak pembangunan Indonesia, Bapak Soeharto yang tercinta.

Terima kasih dan do’a kami semoga Allah Swt mencurahkan rahmat anugerah senantiasa kepada Bapak. Terimalah sedikit pantun dari saya ………. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

H. Suryanegara

Pakjo – Palembang

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 956-957. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.