KEADAAN NASIONAL PERLU DIBANGKITKAN KEMBALI

KEADAAN NASIONAL PERLU DIBANGKITKAN KEMBALI

 

 

Kebangkitan Nasional Diperingati Sampai Pelosok-Pelosok

PRESIDEN:

 

Presiden Soeharto menyerukan, perlu dibangkitkan kembali kesadaran nasional melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1985 ini dengan sifat mendidik.

Hal itu dikemukakan Menpen Harmoko selaku Ketua Umum Panitia peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1985 selesai bersama Gubernur DKI Jakarta, R Soeprapto, selaku Ketua Pelaksana pusat, menghadap Presiden Soeharto, Rabu, di Bina Graha.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini mengambil tema “Dengan jiwa dan semangat kebangkitan nasional kita sukseskan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya”. Peringatan ini akan dilaksanakan sampai ke pelosok-pelosok di seluruh tanah air.

“Kebangkitan Nasional itu sebagai modal dalam kita melaksanakan pembangunan bangsa dan negara”, kata Kepala Negara seperti dikutip Menpen Harmoko.

Pelaksanaan peringatan itu menurut Menpen, akan dijabarkan sesuai dengan isi dan makna hari peringatan tersebut. Antara lain akan dikembangkan pengertian sub-sub tema seperti, bagaimana membangkitkan kesadaran untuk menggunakan produksi dalam negeri, juga di bidang pendidikan dalam rangka mengembangkan akar budaya bangsa dan bidang-bidang lainnya.

Menpen mengatakan, sesuai dengan Keppres no 1 tahun 1985 mengenai peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dinyatakan untuk menambah dan meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh dan mempertebal persatuan dan kesatuan bangsa.

Di Monas

Peringatan Hari kebangkitan Nasional di Jakarta akan di pusatkan di lapangan Monas Barat. Pada puncak peringatan pukul 09.00, Senin 20 Mei, Presiden akan memberi amanat di Monas.

Acara pada hari peringatan itu juga akan diisi pameran poster perjuangan dan pawai lintasan sejarah yang akan ditangani oleh Bagong Kusudiardjo.

Pawai lintasan sejarah yang akan menyertakan 750 peserta akan memperagakan perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, masuknya Islam dan seterusnya sampai era lahirnya Orde Baru dan era pembangunan serta harapan tahun 1985.

Gubernur DKI Soeprapto mengatakan, dalam rangkaian peringatan itu juga akan diselenggarakan silahturahmi antar generasi. Tidak dijelaskan di mana akan dilaksanakan silahturahmi tersebut.

Pawai lintasan sejarah bermula dari Monas diteruskan melalui jalan Thamrin dan jalan Sudirman. Pawai ini mendapat bantuan 40 kendaraan bermotor dari perusahaan perakitan. (RA)

 

 

Jakarta, Suara Karya.

Sumber : SUARA KARYA (09/05/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 33-34.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.