Pidato Presiden Akhir Tahun 1973:
KEMAJUAN BANYAK DICAPAI DIBERBAGAI BIDANG [1]
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Presiden Soeharto menilai tahun 1973 merupakan tahun penting karena disamping telah dapat diperkokoh landasan persiapan Repelita II juga banyak dicapai kemajuan diberbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi maupun bidang sosial. Hal ini dikemukakan dalam pidato tutup tahun yang disampaikan melalui TVRI dan RRI Senin malam.
Dibidang politik dikatakan bahwa MPR hasil Pemilu telah berhasil melaksanakan tugasnya secara tertib dan konstitusionil. Yaitu menetapkan Garis2 Besar Haluan Negara dan mengangkat Presiden serta wakilnya.
Hasil yang dicapai itu merupakan prestasi yang besar dalam sejarah politik dan ketatanegaraan bangsa Indonesia selama kemerdekaan kata Presiden. Karena baru dalam tahun 1973 inilah penetapan Garis2 Besar Haluan Negara dan pengangkatan Pimpinan nasional dilakukan oleh MPR hasil Pemilu.
Prestasi yang demikian itu tentu tidak datang dengan sendirinya melainkan merupakan hasil perjoangan baru dalam usaha menegakkan kehidupan konstitusionil berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Dalam pelaksanaan ketatanegaraan berdasarkan konstitusi itu pula pada tahun 1973 ini telah pula dibentuk dan mulai berfungsi Lembaga2 Negara lainnya seperti Dewan Pertimbangan Agung, Mahkamah Agung dan Badan Pemeriksa Keuangan. Sementara itu keadaan keamanan dalam negeri bertambah baik. Namun demikian tidak boleh lengah terhadap bahaya dari sisa G30S/PKI.
Meskipun kekuatannya tidak berarti lagi tapi mereka berusaha mengacau dan menunggangi keadaan untuk dapat bangkit kembali sebagai contoh misalnya peristiwa Bandung bulan Agustus.
Karenanya kepada seluruh masyarakat diminta untuk menahan diri dan jangan berbuat atau bersikap yang dapat memperuncing ketegangan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial, demikian Presiden.
Luar Negeri
Menyinggung tentang politik luar negeri dikatakan bahwa Indonesia memperoleh kedudukan dan menjalankan peranan makin nyata dalam percaturan politik internasional. Yakni ditunjukkan Indonesia untuk duduk dalam ICCS untuk memulihkan perdamaian di Vietnam dan pada akhir tahun ini Indonesia juga mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu negara pengawas gencatan senjata di Timur Tengah.
Kepercayaan dan kehormatan dari dunia internasional itu tidak datang dengan sendirinya. tapi timbul dari apa yang kita kerjakan selama ini, baik didalam negeri sudah bisa mengatasi masalah2 sendiri dan keluar tetap konsekwen melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Nilai Ekspor Naik
Dalam bidang ekonomi dikatakan bahwa laju inflasi dapat ditahan sekitar 27% selama tahun 1973 meskipun terdapat goncangan2 dari luar sebagai akibat dari krisis pangan, krisis moneter dan krisis energi yang melanda dunia internasional.
Serangkaian krisis yang terjadi itu dikatakan telah menyeret ekonomi dunia diambang pintu keadaan yang tidak pasti. Krisis minyak misalnya telah mengganggu kelancaran angkutan samudra, dan menghambat roda2 industri negara2 maju. Hal ini berarti naiknya harga, naiknya ongkos angkut bagi bahan baku dan barang modal lainnya. Inilah salah satu sebab naiknya harga berbagai jenis barang dalam negeri, kata Presiden.
Meskipun begitu ekonomi Indonesia selama tahun ’73 tetap bergerak maju. Ini terlihat dari naiknya nilai ekspor dan impor, bertambah besarnya investasi, dan naiknya produksi.
Nilai ekspor tahun ini mencapai nilai lebih 2,9 milyar dollar, suatu kenaikkan 1,2 milyar dollar dibanding dengan nilai ekspor tahun sebelumnya. Kenaikkan itu disebabkan naiknya ekspor minyak, kayu, karet, lada, minyak sawit, kopra, timah.
Sedangkan impor seluruhnya 2,7 milyar dollar. Tahun yang lalu hanya sekitar 1,6 milyar dollar. Dari komposisinya nampak bertambah baik, yakni makin besarnya impor barang modal dan bahan baku, dan serlikit sekali impor untuk konsumsi.
Sementara itu kenaikan yang menyolok terlihat pula dalam penanaman modal dalam negeri sampai bulan September jumlah penanaman modal dalam negeri yang disetujui pemerintah meliputi lebih 1.500 buah dengan nilai Rp. 1 trilyun (seribu milyar) Penanaman Modal Asing 650 proyek dengan nilai 2,7 milyar dollar.
Disini nampak bahwa jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri lebih besar dari penanaman modal asing. Disamping itu selama tahun ’73 tidak ada lagi PMA berdiri sepenuhnya tanpa partner dalam negeri.
Keuangan
Dalam bidang kredit perbankan telah pula diambil serangkaian langkah2 untuk memperkuat usaha menengah dan kecil. Diantaranya penurunan suku bunga, penurunan bea masuk dan program kredit bagi golongan pengusaha kecil. Tujuannya untuk meluaskan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
Dibidang industri terlihat pula kenaikan produksi misalnya produksi tekstil, semen, pipa baja, kebal listrik dan lain2. Begitu pula dalam bidang pertanian dan pertambangan. Produksi minyak dalam tahun ini mencapai 1,4 barrel sehari.
Kemampuan kita untuk membiayai sendiri pembangunan semakin besar. Kalau tahun 1968 seluruh biaya pembangunan berasal dari bantuan luar negeri maka tahun 73/74 sebagian dari biaya pembangunan itu dibiayai sendiri. Lengkapnya sbb.: Tahun 1968 anggaran pembangunan sebesar Rp.35,5 milyar sepenuhnya berasal dari bantuan luar negeri, karena seluruh penerimaan negara diperlakukan untuk pembiayaan rutin. Dalam tahun 1969/70 bantuan luar negeri 77% dari seluruh anggaran pembangunan. Dan dalam tahun 73/74 ini bantuan luar negeri 55% dari seluruh anggaran pembangunan.
Dibidang sosial dalam tahun 1973 telah dibangun prasarana, jalan2, jembatan, bendungan, irigasi, pusat2 pembangkit tenaga listrik dan usaha2 pembangunan pedesaan. Bantuan pedesaan, bantuan Kabupaten ini akan diperbesar dalam tahun mendatang. Selain itu telah pula diputuskan untuk membangun 6.000 buah Sekolah Dasar.
Dari gambaran umum keadaan ekonomi dan pembangunan dalam tahun ini jelas menunjukkan garis naik dibandingkan dengan tahun ’72, kata Presiden. Tetapi masih banyak yang harus dilakukan perbaikan demi perbaikan, disinilah pentingnya kita mengadakan perhitungan pada setiap tutup tahun guna menilai dimana kekurangan2 dan sampai dimana hasil2 yang dicapai.
Kritik
“Juga saya sudah minta kepada menteri2 untuk menyaring suara2 itu”, kata Presiden. Tidak ayal lagi gagas”an2 yang baik pasti akan diterima: untuk membetulkan yang keliru, untuk menyempurnakan yang kurang. Ini adalah pelaksanaan yang nyata dari komunikasi dua arah yang jujur dan terbuka, yang bebas tetapi bertanggungjawab seperti saya canangkan dalam pidato tgl. 16 Agustus 73 yl tambah Presiden.
Suara2 atau kritik2 tajam itu setidak2nya mencerminkan bahwa masyarakat tetap mempunyai tanggungjawab terhadap masalah2 bersama yang dihadapi. Ini sekaligus menunjukkan bahwa demokrasi memang ada dan tumbuh terus di negeri ini. Akan tetapi tanda2 demokrasi bukan hanya kritik2 saja.
Karena itu dalam kritik terkandung keharusan untuk menunjukkan apa yang lebih baik, disamping juga harus jelas tujuan sasarannya. Tanpa unsur2 itu kritik2 yang sehat tidak akan dapat dikembangkan dan demokrasi tidak mendapat persemaian yang subur. (DTS)
SUMBER : ANGKATAN BERSENJATA (02/01/1974)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 387-390.