Makkah, 22 Mei 1999
Yang Mulia
Presiden Jenderal
H. Mohammad Soeharto
di Jakarta
KEPUTUSAN BERSEJARAH [1]
Assalamu’ alaikum wr. wb.
Dengan senang hati, saya pribadi dan atas nama bangsa-bangsa minoritas dan organisasi-organisasi Islam cq Rabitah Alam Islami (Liga Muslim Sedunia) menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Yang Mulia atas sikap mulia dan keputusan bersejarah untuk memberi kesempatan kepada Yang Mulia Presiden BJ. Habibie. Yang Mulia limpahkan kepercayaan kepada beliau sebagai orang terbaik untuk meneruskan program yang telah Yang Mulia letakkan dasar-dasarnya dan laksanakan bagian besar dari pembangunan demi kemakmuran bangsa Indonesia.
Keputusan Yang Mulia menegaskan keinginan tulus demi mencegah terjadinya pertumpahan darah dan mendukung stabilitas keamanan merupakan mahkota bagi upaya-upaya besar Yang Mulia dalam pembangunan di Indonesia dengan harapan kiranya Allah swt berkenan memberikan pahala besar atas segala yang Yang Mulia berikan selama 32 tahun. Semoga Allah memberikan inayah-Nya kepada Presiden RI yang baru. Prof. Dr. BJ. Habibie dalam meneruskan program-program pembangunan agar Indonesia dapat terus meningkatkan ke arah kemajuan dan kejayaan. Saya berdoa mudah-mudahan Allah swt memberi balasan yang sebaik-baiknya kepada Yang Mulia, dan keamanan serta kesejahteraan kepada bangsa Indonesia. (DTS)
Wassalam,
Dr. Abdullah bin Saleh Al-Obeid
Kodya Sukabumi – Jawa Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 4. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.