KESUKARAN ELPIJI DI DAERAH TERATASI

 

 

Jakarta, Antara

Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita hari Senin menyatakan, kesukaran pengadaan Elpiji di beberapa daerah kini teratasi setelah adanya peningkatan koordinasi antara PLN dan Pertamina.

Atas pertanyaan wartawan selesai melapor kepada Presiden Soeharto di kediaman. Jl. Cendana, Jakarta, Ginandjar menjelaskan bahwa kesukaran itu hanya berlangsung sementara karena adanya masalah pengapalan.

Akan tetapi, sambungnya, kesukaran tersebut terutama disebabkan karena permintaan minyak bakar PLN kepada Pertamina menurun akibat berkurangnya keperluan PLN sendiri.

Akibat penurunan permintaan PLN itu, Pertamina harus mengubah pola produksinya.

“Tetapi masalah itu sekarang sudah kita atasi, karena sudah ada pertemuan koordinasi antara PLN dan Pertamina, yang saya minta dapat dilakukan setiap bulan,” kata Ginandjar.

Menurut Menteri, permintaan minyak bakar PLN kepada Pertamina harus terencana dan teratur, terutama yang ada kaitannya dengan pasar.

Tentang berkurangnya keperluan minyak bakar PLN, ia menerangkan bahwa PLN sekarang banyak menggunakan tenaga air dan bahan bakar batubara untuk pembangkit-pembangkit listriknya.

Ditanya mengenai perkembangan harga minyak indonesia, Ginandjar mengakui bahwa harga jenis minyak Minas beberapa bulan belakangan menunjukkan penurunan sehingga mencapai 17,26 dolar AS per barel. Ia mengatakan, Oktober mendatang harga itu seharusnya membaik lagi

Sewaktu ditanya apakah penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pelanggaran anggota OPEC, ia mengatakan “Belum tentu, tetapi yang pasti bukan karena persatuan OPEC, karena kalau bersatu pasti lebih baik dari itu.”

 

 

Sumber : ANTARA (07/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal.464-465.