KETUA DPA SUDOMO : BILA INGIN MELAKUKAN KOREKSI, LEBIH BAIK LANGSUNG KE PRESIDEN[1]
Jakarta, Kompas
Bila para mantan jenderal mempunyai masalah atau hendak melakukan koreksi terhadap negara dan pembangunan, lebih baik langsung saja disampaikan kepada Presiden Soeharto. Mereka tidak perlu mempublikasikan masalah mereka atau koreksi itu di media massa atau di depan banyak orang.
Pendapat ini disampaikan Ketua DPA Sudomo ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai pernyataan-pernyataan vokal yang muncul dari para mantan jenderal.
“Kalau ada sesuatu sampaikan saja langsung secara pribadi kepada Bapak Presiden, beliau kan mantan jenderal, saya tahu betul beliau akan memperhatikan.” ujar Sudomo seusai upacara pembukaan Rakerpus Pepabri di Istana Negara, Jakarta, hari Rabu (25/9).
Ia juga membeberkan pengalamannya ketika masih menjabat Pangkokamtib yang sering membawa para mantan jenderal untuk menyampaikan masalah kepada Presiden Soeharto.
“Saya pernah membawa Jenderal Yassin kepada Presiden Soeharto dan beliau bertanya mengapa dibawa ke sini, lalu saya katakan ini anak buah bapak juga, dan akhirnya diterima juga.” demikian ceritanya.
Menurut Sudomo, para mantan jenderal adalah tetap pejuang yang tidak bisa berdiam diri bila melihat sesuatu yang dianggap tidak benar. Namun Sudomo menyarankan agar semangat juang para mantan pejuang itu diterapkan dalam situasi sekarang dengan pengendalian diri.
“Yah, jadilah pejuang yang tahu diri, bahwa sekarang masanya untuk memberi kesempatan kepada generasi muda, kalau bisa tinggal saja di rumah mengurus istri dan diri sendiri.” tutur Sudomo sambil sedikit berkelakar.
Dikatakan, para mantan tentara tentu punya akses kepada Presiden.
“Saya tahu benar itu, dulujuga pernah saya sarankan, termasuk kepada Petisi 50.” ujarnya.
Ditanya mengapa para mantan jenderal dalam Petisi 50 itu tidak mau menerima sarannya,
Sudomo hanya mengatakan, “Itulah masalahnya”
Lalu ia menekankan lagi, Presiden Soeharto selalu akan menerima hal-hal yang disampaikan secara langsung. Sudomo juga berkali-kali menekankan agar para mantan jenderal tahu diri dan siap memberi kesempatan kepada generasi muda untuk berperan.
Sumber : KOMPAS (25/09/1996)
________________________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVIII (1996), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal 61.