KOWANI DAN DHARMA WANITA DIMINTA PELOPORI PENGANEKARAGAMAN PANGAN

KOWANI DAN DHARMA WANITA DIMINTA PELOPORI PENGANEKARAGAMAN PANGAN

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto minta kepada dua organisasi besar kaum wanita, Kowani dan Dharma Wanita, agar memelopori upaya penganeka-ragaman pangan dalam upaya mengurangi ketergantungan kepada beras.

Ketika menerima pengurus kedua ormas wanita itu di Bina Graha Jakarta Rabu, Presiden menganjurkan, misalnya para ibu rumah tangga menyediakan jenis-jenis makanan yang terbuat dari non-beras bagi keluarganya.

“Kalau setiap keluarga dibiasakan makan non-beras satu saja dalam sehari, akan besar artinya bagi usaha mengurangi konsumsi beras secara nasional,” kata Presiden sebagaimana dikutip Ny. Supardjo Rustam, Ketua Umum Presidium Dharma Wanita Pusat.

Ia mengatakan, organisasi para isteri pegawai negeri sipil yang dipimpinnya memang telah menyiapkan suatu kampanye penganekaragaman pangan, dengan memperkenalkan menu-menu makanan non-beras.

Sementara itu Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Ny. Mien Sugandhi, yang bersama pengurus Dewan Pimpinan Kowani lain diterima Presiden setelah presidium Dharma Wanita, mengatakan bahwa organisasinya siap melaksanakan permintaan Kepala Negara itu.

Atas pertanyaan wartawan, Ny. Supardjo Rustam maupun Ny. Mien Sugandhi secara terpisah mengatakan bahwa sebenamya tidak ada kesulitan bagi kaum ibu menyediakan makanan non-beras.

“Hanya tak terbiasa,” kata Ny. Sugandhi yang terpilih menjadi pucuk pimpinan Kowani dalam kongres ke-19 bulan lalu, menggantikan Ny. A.S. Moerpratomo (Menteri UPW).

“Kami tak melihat kesulitannya. Tinggal kemauan para ibu rumah tangga serta seluruh keluarganya,” ujar Ny. Supardjo Rustam juga menjadi Ketua Tim Penggerak PKK tingkat pusat.

Kedua tokoh wanita itu memandang penting kaum ibu mempelajari dan mencoba menu-menu makanan bukan beras, agar suami dan anak-anak tidak bosan. Sekarang ini konsumsi beras masyarakat Indonesia 143 kg/kepala/tahun, suatu tingkat yang dipandang terlampau tinggi bagi negara yang berpenduduk 170 juta jiwa ini.

Sangat tingginya ketergantunga pada beras, padahal bahan pangan lain cukup banyak tersedia, menyebabkan pembangunan sektor pertanian selama ini dipusatkan pada peningkatan produksi padi sehingga Indonesia tahun 1984 berhasil mencapai swa-sembada beras.

Kepada Presiden, pengurus pusat Dharma Wanita melaporkan berbagai kegiatan organisasi itu termasuk hasil angket yang dilakukan bersama Fakultas Psikologi UI tentang dampak kegiatan anggota Dharma Wanita terhadap keluarga dan lingkungannya.

Hasil angket itu menunjukkan 65 persen anak bangga terhadap ibunya yang aktif dalam Dharma Wanita.

Para suami pun merasakan isteri mereka lebih komunikatif setelah aktif di Dharma Wanita. Tugas-tugas ke rumah tanggaan dapat lebih dibagi antara isteri, suami dan anak, demikian Ny. Supardjo Rustam mengungkapkan.

Sementara itu kepada Kowani, Presiden memberi petunjuk agar organisasi itu memprioritaskan pendidikan keterampilan serta menanamkan kesadaran tentang hak dan kewajiban sebagai warganegara.

 

 

Sumber : ANTARA (19/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 574-575.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.