KRITIK DAN KOREKSI LEZATKAN DEMOKRASI [1]
Djakarta, Sinar Harapan
Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia HMS Mintaredja berdjandji bahwa wakil2 partainja jang terpilih untuk DPR nanti tidak akan menjadi Yes Man, bahkan kalau perlu mereka akan melakukan kritik dan koreksi, jang malahan akan mendjadikan lebih “lezatnja” pelaksanaan Demokrasi Pantjasila di Indonesia.
Hal ini dikemukakannja dalam sambutannja pada Pembukaan Pekan Orientasi Pembangunan Parmusi Seluruh Indonesia jang diikuti 24 tjalon2 anggota DPR terpilih dari Parmusi di Restoran Geliga Senin malam.
Lebih djauh Mintaredja memperingatkan kepada ummat Islam chususnja, apabila tidak dapat mengikuti gerak langkah Pembangunan akan sama dengan tidak dapat mengikuti suara gendang jang akibatnja akan sumbang serta disoraki penonton. Jang disoraki tsb tidak hanja partai sadja, tetapi seluruh Ummat Islam, tambah Mintaredja.
Dikatakan djuga, bahwa anggota2 DPR tadi boleh melakukan kritik, koreksi dan reaksi, tetapi kritik2 tsb harus menundjukkan djalan jg benar, sehingga Pemerintah dapat membawa seluruh bangsa ini kedjalan jang sebenar2nja.
Pada Pembukaan Pekan Orientasi tsb, telah memberikan tjeramahnja Menpen Budiardjo, dan dikabarkan akan berbitjara pula pedjabat2 lain al. Majdjen Ali Murtopo, Majdjen Soedjono Humardani, Ketua Bappenas, Kepala Bakin dll-nja. (DTS)
Sumber: SINAR HARAPAN (06/10/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 760.