Membawa Banyak Kemajuan

Kepada yang terhormat,

Bapak H. M. Soeharto

MEMBAWA BANYAK KEMAJUAN [1]

Dengan hormat,

Sebelumnya kami ucapkan, Selamat Ulang Tahun Bapak Soeharto yang ke-77, semoga Bapak diberikan umur yang panjang, sehat selalu, diberikan ketabahan dalam menghadapi segala cobaan, diberikan kekuatan lahir dan batin serta selalu dalam lindungan Allah Swt.

Pada kesempatan ini kami ingin mengutarakan isi hati kami yang paling dalam kepada Bapak Soeharto. Kami secara pribadi tidak pandai mengutarakan kata-kata untuk mengungkapkan isi hati.

Melihat kondisi dan situasi yang akhir-akhir ini terjadi, kami sangat sedih dan prihatin. Selama 32 tahun Bapak memimpin bangsa dan negara Indonesia yang tercinta, kami rasakan kemajuan di segala bidang. Antara lain di sektor pertanian, perindustrian, pendidikan, pembangunan dan masih banyak lagi kekayaan bumi yang diolah untuk menjadikan negara ini makmur. Sebagai Presiden, Bapak sangat arif dan bijaksana serta mampu membuat dan menentukan strategi dalam bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

Kami turut prihatin atas pemberitaan di media massa yang meng­hujat nama Bapak. Semua ini karena ulah manusia-manusia yang tidak beradab, tidak punya keimanan dan segelintir orang yang mengatas­namakan rakyat, semata-mata untuk kepentingan pribadi. Kami yakin masih banyak masyarakat yang mencintai dan mendukung Bapak.

Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar­nya atas pengabdian Bapak sebagai Presiden Republik Indonesia. Se­bagai panutan bangsa, Bapak telah banyak membimbing dan memaju­kan bangsa dan Negara. (DTS)

Wassalam,

Utari S. dan Sartika

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 668. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.