LANCARKAN PENYEBARAN BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT

LANCARKAN PENYEBARAN BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT

Petunjuk Presiden Soeharto:

Laju Inflasi Januari 82 sebesar 4,7 presen

Presiden Soeharto dalam Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin di Bina Graha, Rabu kemarin, memberi petunjuk supaya memperlancar penyebaran barang-barang kebutuhan masyarakat sehingga perkembangan harga tetap terkendali.

Menteri Sekretaris Sudharmono mengatakan, dalam Sidang Kabinet terbatas yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Adam Malik ini dilaporkan, selama Januari 1982 perkembangan hanya barang kebutuhan masyarakat tercatat agak tinggi.

Jika diukur dengan laju inflasi, harga barang-barang kebutuhan masyarakat mengalami kenaikan sebesar 4,7% selama bulan pertama tahun 1982 ini.

Kenaikan yang Masih Wajar

Ia mengatakan, menurut evaluasi Sidang Kabinet terbatas, tersebut, kenaikan harga barang selama Januari, walaupun agak tinggi, masih termasuk wajar karena sejak Januari ada kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) sekitar 60%.

Di samping itu kenaikan harga tersebut juga ada yang karena dipengaruhi musim yang bisa dilihat menurut sektor.

Barang yang terus diamati harganya untuk mengukur laju inflasi di Indonesia, terdiri dari sekitar 150 macam barang di 17 Ibu kota propinsi.

Barang-barang tersebut umumnya kebutuhan masyarakat banyak terbagi 4 sektor, yaitu sektor makanan, sektor sandang, sektor perumahan, dan sektor aneka barang/jasa.

Menteri Sudharmono mengatakan, selama Januari sektor makanan mengalami kenaikan harga sekitar 2,81%, sektor sandang hampir tidak mengalami perubahan, sektor perumahan naik 6,91%, dan sektor aneka barang/jasa naik 7,8%.

Dari kenaikan di sektor makanan, bila diperinci lebih lanjut, ternyata ada Jenis barang yang mengalami kenaikan cukup besar, yakni bumbu-bumbuan sebesar 13%, dan ikan yang diawetkan sebanyak 8,78%.

Naiknya harga ke dua jenis kebutuhan tersebut pada umumnya karena musim hujan yang cukup deras sejak Desember 1981 hingga Januari 1982.

"Tanpa ada kenaikan harga minyak pun kedua jenis kebutuhan ini biasanya akan naik harganya pada musim hujan, sebab pasar persediaannya di berkurang," Menteri menjelaskan.

Kenaikan harga di sektor perumahan dan aneka barang/jasa pada umumnya disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak, katanya. Misalnya, di sektor perumahan, yang yang cukup besar adalah kebutuhan bahan bakar minyak untuk keperluan memasak dan penerangan sampai 23,28%, sedang di sektor aneka barang/jasa yang naik adalah jenis kebutuhan transport sampai 20,35%.

Persediaan Barang Cukup

Sesuai dengan petunjuk Presiden, yang perlu diperhatikan dalam bulan Pebruari ini dan bulan-bulan selanjutnya, menurut Sudharmono, memang masalah kelancaran penyaluran barang sehingga kenaikan harga tidak terjadi lagi seperti bulan Januari.

Kalau dari segi persediaan barang, katanya, semuanya cukup, mulai dari beras, tepung terigu, gula, sandang, semen, besi, baja dan lain-lain.

Di samping masalah pengendalian harga, Menteri Sudharmono mengatakan, dalam sidang tersebut Presiden juga menekankan kewaspadaan terhadap keadaan alam.

Walaupun hujan yang lebat nampaknya sudah mulai reda, kewaspadaan tersebut menurut Kepala Negara sekarang ini diarahkan untuk mengamankan daerah produksi pangan yang tadinya kena banjir.

Penyaluran sarana produksi ke daerah-daerah tersebut harus diperlancar sehingga panen tahun ini tidak mengalami gangguan. Baik dalam hal penyebaran barang kebutuhan untuk mengendalikan laju inflasi, maupun penyaluran sarana produksi, masalah transpor memegang peranan yang penting, dan hal inilah yang perlu diperhatikan, kata Sudharmono.

Sebelumnya, menurut Sudharmono, Sidang Kabinet terbatas Bidang Ekuin itu juga mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijaksanaan penggalakkan ekspor non-minyak yang sudah dikeluarkan oleh Pemerintah dalam bentuk serangkaian peraturan tanggal 18 Januari 1982. Namun dari keterangan yang disarnpaikannya, sebegitu jauh belum ada hal yang baru.

Laporan dari menteri, misalnya Menteri Pertanian, sifatnya hanya mengulangi langkah-langkah yang sudah diambil dan sudah diumumkan kepada masyarakat belum lama ini.

Langkah-langkah tersebut antara lain perlunya usaha peningkatan mutu barang di samping usaha peningkatan produksi dalam usaha meningkatkan ekspor barang non-minyak. (RA).

Jakarta, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (04/02/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 979-980.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.