DUTA BESAR AGAR BERUPAYA MENINGKATKAN EKSPOR KITA
PRESIDEN SOEHARTO
Presiden Soeharto minta agar para duta besar RI memberi perhatian khusus dalam mencari segala daya upaya untuk meningkatkan ekspor.
"Tugas ini jelas tidak akan terlaksana apabila kita melaksanakannya dengan gaya rutin saja," kita Kepala Negara pada pelantikan enam Duta besar di Istana Negara, Sabtu lalu.
Mereka yang dilantik adalah Laksamana Madya TNI Raden Eddie Soeprapto (Dubes HI untuk Korea), Mayjen TNI (Purn) R.S. Sasraprawira (India), Letien TNI (Purn) Achmad Tirtosudiro (Arab Saudi), R. Supangat (Kenya), Mh. Isnaeni (Rumania) dan Laksamana Madya TNI R.M.Subroto Yudono (Nigeria merangkap Liberia).
Presiden Soeharto rnengingatkan, dunia yang rnasih penuh dengan ketegangan dan kemelut politik, terasa makin memprihatinkan, karena keadaan resesi nampaknya belum akan segera dapat diatasi.
Keadaan ekonomi dunia yang buruk itu, jelas berpengaruh buruk pula terhadap keadaan ekonomi kita, khususnya dalam ekspor barang-barang bukan minyak dan gas bumi.
Kepala Negara menyebutkan perlunya kita terus berusaha mendorong dan meningkatkan ekspor barang-barang non-minyak dan gas bumi.
"Berkat usaha-usaha kita yang terus menerus dalam meningkatkan ekspor kita, maka keadaan ekonomi kita masih dapat bertahan dan tumbuh serta dapat menghimpun cadangan devisa yang cukup aman."
Namun dengan adanya berbagai krisis ekonomi dan resesi yang berkepanjangan, kita harus memusatkan usaha-usaha kita untuk dapat mengatasi pukulan keras terhadap ekspor kita.
Daya saing barang-barang ekspor kita harus terus diperkuat. Di samping itu penggunaan devisa kita harus diusahakan secara optimal untuk mendorong ekspor barang-barang kita agar dapat mendatangkan pemasukan devisa yang seimbang.
"ltulah sebabnya pada awal bulan Januari ini, pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijaksanaan yang dikenal sebagai "Kebijaksanaan Ekspor Januari 1982", kata Presiden.
Perhatian Khusus
Kepala Negara mengemuukakan, peningkatan ekspor merupakan salah satu kegiatan yang akan mendapat perhatian khusus dari Pemerintah. Ekspor barangbarang non-minyak seperti hasil pertanian dan industri harus terus kita naikkan.
Ini bukan saja karena kita memerlukan devisa yang besar untuk makin menggerakkan pembaneunan, tetapi terlebih karena kelangsungan ekspor dari hasil pertanian dan industri itu akan dapat memberikan lapangan kerja dan menghidupi jutaan petani dan buruh yang bekerja di lapangan pertanian, perkebunan, pertambangan dan industri.
"Dalam rangka ini," kata Presiden Soeharto, "Maka berbagai langkah kita lakukan secara terpadu seperti mempermudah prosedur ekspor, memperlancar dan memperbaiki angkutan, memperlancar sistem dan memperluas kredit untuk ekspor serta langkah-langkah lainnya”.
Pemerintah juga telah mengambil keputusan untuk mengaitkan pembelian dan pemborongan proyek-proyek besar oleh pihak asing dengan mewajibkan mereka untuk membantu mengekspor barang-barang kita di transaksi ekspor yang telah ada.
Menurut Presiden langkah lain yang akan diambil pemerintah adalah menggalakkan arus pariwisata ke Indonesia guna memperbesar penerimaan devisa. (RA)
…
Jakarta, Kompas
Sumber : KOMPAS (01/02/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 977-978.