LIMA ALASAN KORPRI KALSEL MENCETUSKAN KEBULATAN TEKAD

LIMA ALASAN KORPRI KALSEL MENCETUSKAN KEBULATAN TEKAD

Lima alasan jajaran Korps Pegawai Republik Indonesia. (Korpri) kalimantan Selatan mencetuskan kebulatan tekad agar Jenderal (Purn.) Soeharto ditetapkan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, sekaligus diangkat kembali sebagai presiden untuk masa jabatan 1983-1988 adalah sesuai dengan aspirasi rakyat.

Pernyataan kebulatan tekad yang ditanda tangani Ketua Korpri Kalsel, Drs Asful Anwar, Rabu itu disaksikan ribuan warga Korpri dari berbagai instansi pemerintah di Banjarmasin.

Ke lima alasan yang dituangkan dalam surat pernyataan warga Korpri itu antara lain menyebutkan kepemimpinan Soeharto sebagai prajurit dan pejuang mampu menyelamatkan bangsa dan negara dari rongrongan G30S/PKI, sekaligus membubarkan dan melarangnya hidup di Indonesia.

Soeharto sebagai kepala negara dalam masa Orde Baru telah membuktikan kesungguhan dalam melaksanakan amanat penderitaan rakyat sesuai Pancasila dan UUD 45 yang selama ini telah dirasakan secara merata.

Untuk menjamin kelangsungan pembangunan nasional, diperlukan adanya kesinambungan kepemimpinan nasional yang didukung seluruh rakyat Indonesia.

Pernyataan tersebut juga menilai kepribadian dan kepemimpinan Soeharto sebagai kepala negara yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan jaminan bagi kelangsungan pembangunan bangsa dan negara.

Wakil Gubernur Kalsel Ir.H.Muhammad Said, menegaskan kembali agar pencetusan kebulatan tekd tersebut bukan sekadar formalitas, tetapi hendaknya dapat dihayati secara mendalam hingga benar-benar tercermin kesetiaan sebagai aparatur negara.

Ia atas nama seluruh masyarakat Kalsel mengajak anggota Korpri di daerahnya untuk tetap menggalang persatuan dan kesatuan, sekaligus ikut aktif menyukseskan sidang MPR bulan Maret mendatang. (RA)

Banjarmasin, Antara

Sumber : ANTARA (20/11/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 939-940.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.