MENJELANG KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE MALAYSIA

MENJELANG KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE MALAYSIA

 

 

Dubes Indonesia untuk Malaysia, Himawan Sutanto mengatakan Presiden Soeharto akan mengadakan kunjungan ke Malaysia memenuhi undangan PM Malaysia Datuk Sri Dr Mahatir Mohammad.

Kapan kunjungan kenegaraan itu akan dilakukan oleh Presiden masih akan dicarikan waktunya yang baik, tentu akan sesuai untuk ke dua negara dan bangsa.

Malaysia dan Indonesia dan diharapkan kunjungan itu bukan saja lebih meningkatkan hubungan yang memang sudah akrab antara ke dua negara, tetapi hendaknya bermanfaat pula untuk lingkup yang lebih luas.

Malaysia dan Indonesia, tanpa maksud memandang kecil peranan anggota ASEAN yang lain, keduanya merupakan anggota inti yang selalu memainkan peranan besar dan menentukan dalam ASEAN.

Dalam Pergerakan Non Blok, juga Indonesia dan Malaysia selalu boleh dikatakan seiring jalan dan sederap langkah, walaupun harus diakui ada kelompok tertentu yang coba hendak merenggangkannya namun sampai di KTT Non Blok di Harare, usaha negatif itu tetap tidak berhasil.

Dalam pergerakan dunia Islam, khususnya yang terhimpun dalam Organisasi Konperensi Islam (OKI) Malaysia dan Indonesia juga selalu berdampingan dan saling isi mengisi untuk memperkuat OKI dan menyusun kekuatan yang tangguh untuk kepentingan umat Islam.

Di forum PBB pandangan Indonesia dan Malaysia yang sering sama dan serupa sering dijadikan patokan oleh berbagai negara anggota Non Blok ataupun OKI, untuk menentukan sikap dan langkah yang akan diambilnya mengingat peranan dan posisi kedua negara ini cukup kuat dan jelas punya peranan yang dimainkannya.

Oleh sebab itu undangan yang disampaikan oleh PM Mahatir kepada Pak Harto sebagai Presiden RI mempunyai dampak yang sangat luas dan tidak terbatas kepada hubungan bilateral kedua negara saja, juga tidak hanya terikat dengan lingkungan ASEAN atau Asteng saja.

Namun demikian, hubungan bilateral ke dua negara perlu disorot perlu diteliti untuk dikembangkan lebih akrab, lebih kuat dan tangguh.

Supaya kekompakkannya menghadapi berbagai tantangan dari dalam dan luar juga lebih bisa dipertanggung jawabkan.

Apakah masalah yang dihadapi Indonesia – Malaysia?

Dubes Malaysia untuk Indonesia Datuk Hj. Muhammad Khatib menggalakkan di Yogyakarta bahwa Malaysia merupakan negara anggota ASEAN yang terbesar menanam modalnya di Indonesia yaitu 436 juta dollar Amerika, sedangkan modal Indonesia yang ditanam di Malaysia hanya 10 juta dollar Amerika.

Contoh yang dikemukakan Dubes Malaysia itu, menunjukkan tidak atau belum ada keseimbangan penanaman modal antara Indonesia dengan Malaysia, malahan surplus penanaman modal Malaysia jauh lebih besar.

Dengan penonjolan angka yang diberikan Dubes Malaysia itu tentu diartikan supaya Indonesia juga menanamkan modalnya secara lebih besar di Malaysia.

Dengan demikian, peningkatan masalah politik dan kebudayaan, akan lebih banyak bisa mencapai sasaran dan manfaatnya, jika ia dibincangkan dalam konteks yang lebih luas, tapi dengan cara yang lebih teliti.

Biar Lambat Asal Selamat, Tidak Akan Lari Gunung Dikejar

Dipandang dari sudut taktik dan strategi yang menyangkut bidang keamanan dan pertahanan semakin terasa betapa pentingnya perlu sering diadakan latihan gabungan antara kedua AB.

Latihan Gabungan yang telah diadakan beberapa kali, bukan saja menyebabkan berbagai pihak lain harus berpikir terhadap kemampuan kedua AB tetapi juga harus diakui saling mengerti dan daya tempur AB kedua negara semakin mantap dan itu perlu disadari oleh lain-lain pihak yang mempunyai maksud negatif terhadap Indonesia dan Malaysia.

Dalam konteks yang demikian, masalah Tenaga Kerja, masalah pendatang halal dan pendatang haram, masalah bahasa dan pengembangannya jadi Bangsa Nusantara adalah soal-soal yang penyelesaiannya harus ditanggapi secara lebih hati-hati dan teliti, jangan sampai masuk perangkap “The Killing Ground” pihak sana yang selalu tidak pernah lalai untuk menjerumuskan ke dua bangsa ke jurang yang dalam.

Semoga menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto dilaksanakan pemimpin ke dua negara beserta rakyatnya, sambil dengan harapan penuh, hendaknya juga selalu siap dan waspada supaya maksud yang baik, benar-benar tercapai dengan baik. (RA)

 

 

Jakarta, Pelita

Sumber : PELITA (15/12/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 458-460.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.