MENLU MOCHTAR BAWA PESAN KORUT UTK SOEHARTO
Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja hari Kamis mengatakan bahwa ia membawa pesan dari Presiden Korea Utara Kim II Sung untuk Presiden Soeharto namun ia tidak bersedia memerinci apa isi pesan itu.
Setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma Kamis setelah mengadakan kunjungan empat hari di Pyongyang, Mochtar hanya menyebutkan bahwa nada pesan itu “positif.” Mochtar bersama anggota delegasinya mengadakan kunjungan kerhormatan kepada Presiden Kim II Sung hari Selasa (7/7) di perisitirahatannya di luar kota Pyongyang dan mengadakan pembicaraan selama 20 menit yang berlangsung dalam suasana ramah dan penuh persahabatan.
Menurut Mochtar, Kim II Sung berada dalam keadaan sehat tidak seperti berita-berita yang beredar di surat kabar selama ini yang menyebutkan bahwa pemimpin Korea Utara yang berusia 73 tahun itu dalam keadaan sakit dan sedang dirawat di sebuah rumah sakit.
Kim II Sung, kata Mochtar, antara lain menyatakan bahwa kunjungan Menlu RI untuk memenuhi undangan Menlu Kim Yong Nam itu merupakan sumbangan penting bagi usaha mempererat perdamaian, persahabatan dan solidaritas antara kedua negara.
Presiden Korut itu juga menyatakan kegembiraannya bahwa kepemimpinan Presiden Soeharto telah membawa rakyat Indonesia bekerja keras untuk ikut membantu menciptakan perdamaian dunia.
Dalam pembicaraan resminya dengan Menlu Kim Yong Nam, Mochtar mengatakan bahwa kedua negara menyatakan perasaan puas dengan tingkat hubungan bilateral yang ada sekarang dan pula sepakat untuk meningkatkannya lagi.
Bertemu Sihanouk
Menlu Mochtar menyebutkan selama berada di Korea Utara, ia bertemu dengan Pemirnpin Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja (CGDK) Norodom Sihanouk namun tidak dijelaskan apa hasil pembicaraan itu karena hams melapor dulu kepada Presiden Soeharto.
Menurut sumber Deplu, Mochtar melapor Kamis malam. Mochtar hanya menyebutkan bahwa hasil pembicaraannya dengan Sihanouk itu, diharapkan akan merupakan titik awal bagi tercapainya penyelesaian masalah Kampuchea yang saat ini hampir mencapai usia sembilan tahun sejak tentara Vietnam menduduki Kamboja akhir 1978.
Namun sebelum berangkat ke Pyongyang, Mochtar mengatakan, ia dan Sihanouk akan membicarakan gagasan “cocktail party,” suatu inisiatif yang akan mempertemukan keempat pihak yang terlibat dalam konflik Kampuchea.
Dalam gagasan itu keempat pihak, masing-masing Sihanouk, pihak Khmer Merah, pimpinan Khmer Nasionalis Son Sann dan Pimpinan Pemerintah Kampuchea Heng Samrin, akan bertemu secara tidak resmi, yakni dengan menanggalkan jabatan masing-masing, di suatu tempat.
Gagasan ini didasarkan kepada pemikiran bahwa semua pihak paling tidak harus bertemu dahulu untuk mendekati usaha-usaha penyelesaian masalah yang paling menonjol di kawasan Asia Tenggara itu.
Namun, kata Mochtar, cuti Sihanouk ini tidak berarti ia meninggalkan perjuangan untuk mengusir sekitar 140.000 tentara Vietnam dari bumi Kampuchea yang bercokol di sana guna mendukung pemerintahan rejim Heng Samrin sejak akhir tahun 1978 itu. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (09/07/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 162.