MENTERI AGAMA TERIMA KEBULATAN TEKAD ULAMA SE JATIM
Menteri Agama Haji Alamsjah Ratu Perwiranegara menerima pernyataan rasa syukur dan kebulatan tekad ulama se-Jawa Timur di Pendopo Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Senin malam.
Pernyataan tersebut berisikan rasa syukur para ulama Jawa Timur kepada Allah serta menyatakan terima kasih atas keberhasilan pembangunan nasional yang dilaksanakan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Pernyataan tersebut juga mengatakan hasil pembangunan telah dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia, Kehidupan beragama dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 makin semarak dan berkembang dengan pesat, stabilitas dan keamanan makin mantap sehingga memberikan ruang gerak bagi umat beragama meningkatkan peran serta dalam pembangunan.
Para alim ulama dengan tulus ikhlas mengajukan permohonan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum 1982 untuk memilih kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden Republik indonesia periode 1983 sampai dengan 1988.
Kepada Presiden Soeharto diminta untuk bersedia dicalonkan dan dipilih kembali menjadi Presiden Republik indonesia periode 1983 sampai dengan 1988.
Para ulama yang menandatangani pemyataan dan kebulatan tekad tersebut ialah K.H Ahmad Ridwan Anwar dari Pondok Pesantren Al Anwar, Kediri, K.H Usman dari Malang, K.H. Achmad Fatawi dari Pamerkasan, K.H. Agus Mansur dari Pondok Pesantren Walisongo Gading Blitar, K.H. Nurulhuda Ma’sum dari Pondok Sabulus Salam, Probolinggo, H.M. Abdullah dari Magetan, K.H.A Syifa dari Pondok Ash Shomadiyah, Tuban, K.H.A. Fattah dari Pondok DarulArqom, Wonocolo, Surabaya dan H. Abdusih Syukur dari Pondok Tarbiyah Muttaqien, Bondowoso.
Pernyataan ini dibacakan K.H. Achmad Ridwan Anwar dihadapan Menteri Agama Haji Alamsyah Ratu Perwiranegara sesaat sebelum Alamsyah meresmikan gedung2 kantor Departemen Agama Probolinggo, Lumajang, malang dan Situbondo secara simbolis di Pendopo kabupaten Probolinggo.
Kebijaksanaan
Pada peresmian gedung2 kantor Departemen Agama tersebut Menteri Agama Alamsyah antara lain mengemukakan bahwa dalam Pelita Ill semua Proyek Departemen Agama dapat diselesaikan.
Alamsyah menyebutkan kebijaksanaan pemerintah orde baru ialah tidak mau terjadi lagi kekacauan maka bangsa Indonesia menjadi terlantar dan tidak dapat melaksanakan pembangunan.
Adapun agama yang dipeluk oleh warga Indonesia, persatuan dan kesatuan sebagai warganegara harus tetap berjalan. Stabilitas dan keamanan dalam keadaan dan suasana yang bagaimanapun harus dapat dipelihara, oleh sebab itulah, kata menteri, seluruh umat beragama harus dapat menjamin kelangsungan pembangunan.
Dan yang ke empat ialah dalam keadaan tidak kacau dan stabilitas terjamin negara akan diisi dengan pembangunan dalam bidang kerhohanian, selain bidang material. Dengan pembangunan dapat ditegakkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam hal diataslah, kata Alamsyah, dia ditugaskan untuk selalu mengajak dan mengarahkan umat beragama untuk memahami dan menghayati serta akhirnya melaksanakan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara demi persatuan, kesatuan dan stabilitas pembangunan.
Sementara itu dalam laporan Pimpinan Proyek Pembangunan Gedung2 Kadepag Harun Soebagyo mengatakan bahwa pembangunan ke lima Kadepag tersebut merupakan sebagian dari 10 pembangunan gedung Kadepag di Jawa Timur tahun anggaran 1980/81 yang didukung oleh dana pembangunan Departemen Agama.
Perincian untuk pembangunan kantor Departemen Agama di Probolinggo adalah sekitar Rp. 77.500 dengan luas bangunan 500 m2, Kandang Lumajang memakan biaya Rp. 60.000, Malang sekitar Rp. 82.500, Situbondo sekitar Rp. 67.500 dan Bondowoso memakan biaya Rp. 60.500,- (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (28/10/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 915-916.