Bandar Lampung
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Ibu kota
MOHON FOTO DAN NASEHAT [1]
Dengan hormat,
Melalui surat ini ananda khabarkan bahwa ananda di Lampung dalam keadaan sehat-sehat saja. Begitu pula ananda do’akan semoga Bapak Soeharto beserta keluarga besar tetap berada dalam limpahan rahmat Yang Maha Esa.
Bapak Harto yang ananda kagumi,
Saya adalah salah seorang pengagum Pak Harto. Perlu Bapak ketahui, begitu kagum ananda dengan kebijaksanaan dan sifat merakyat Bapak. Meski ananda tidak menyangkal mungkin ada orang-orang yang kurang setuju dengan keberadaan Bapak di pemerintahan. Sampai akhirnya Bapak diturunkan dari jabatan Bapak sebagai Presiden Kepala Negara. Ananda secara pribadi sangat berduka sekali. Bapak tetaplah tabah dan sabar dalam menghadapi semua cobaan.
Ananda tidak akan melupakan jasa Bapak yang telah korbankan untuk negara dan bangsa, hingga kami dapat hidup di negara Indonesia yang tercinta dengan aman dan paling penting Bapak adalah Bapak Pembangunan. Terima kasih Pak atas segala yang telah Bapak korban-kan buat kami bangsa Indonesia.
Dan akhir surat ini, mohon do’a agar ananda dapat berhasil dalam study. Saat ini ananda baru saja menyelesaikan belajar di Ponpes sebagai santri, Insya Allah tahun ini ananda akan kuliah.
Kiranya hanya ini yang dapat ananda sampaikan dan sebagai kenang-kenangan kiranya Bapak berkenan memberikan photo Bapak sekeluarga. Ananda akan senang sekali jika Bapak berkenan memberikan sepatah dua patah kata yang akan ananda jadikan acuan untuk melangkah di masa mendatang. Sebelum dan sesudahnya ananda ucapkan terima kasih. (DTS)
Aku Anak Indonesia
Lekok Desanti
Lampung Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 1067-1068. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.