OPOSISI AQUINO DUKUNG KTT ASEAN DI FILIPINA
Seorang tokoh oposisi Filipina mengatakan di Jakarta Kamis (22/10-87) bahwa kelompok itu mendukung upaya Presiden Corazon Aquino untuk mensukseskan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang dijadwalkan berlangsung akhir tahun ini di Manila.
Blas F. Ople, bekas Menteri Tenaga Kerja Filipina, menyebutkan bahwa rakyat Filipina, dengan mengenyampingkan berbagai perbedaan partisan, pada prinsipnya bangga menjadi anggota ASEAN “dan mereka juga merasa bangga untuk menjadi tuan rumah KTT ASEAN”.
“Saya mewakili oposisi yang demokratis dan konstitusional terhadap Presiden Aquino di Filipina. Di dalam negeri kami mengangkat berbagai masalah nyata yang bertentangan dengan pemerintahan. ”
“Namun oposisi di Filipina mendukung Presiden Aquino untuk menjamin perlindungan bagi mitra-mitra ASEAN bila mereka datang ke Manila untuk menghadiri KTT yang berlangsung 14-16 Desember nanti,” kata Ople pada Konferensi Pra-KTT ASEAN yang diselenggarakan sehari di Hotel Hilton.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Jose Concepcion Jr, yang menjadi pembicara utama pada kesempatan itu, menyebutkan bahwa ia bertemu dengan Presiden Soeharto Kamis pagi, untuk menyampaikan pesan Presiden Aquino tentang jaminan keamanan untuk menghadapi KTT itu.
Menurut Concepcion, segala bentuk spekulasi menyangkut segi keamanan bagi penyelenggaraan KTT itu harus dihentikan karena Manila dengan tegas menyatakan siap dengan segala upayanya untuk mensukseskan pertemuan para Kepala Negara ASEAN itu.
Di Filipina, kata Ople yang dituduh kelompok sayap kanan Filipina sebagai simpatisan sayap kiri, menyebutkan bahwa ancaman utama bagi stabilitas politik itu adalah datang dari kelompok Komunis.
Namun demikian, katanya, “tak diragukan lagi bahwa kami dapat menumpas komunitass seperti yang pernah kami lakukan awal tahun 50-an.”
Menyinggung masalah fasilitas militer Amerika Serikat di Clark dan Subic, Ople menyebutkan bahwa ia tidak sependapat dengan Menlu Filipina Raul Manglapus yang menghendaki masalah fasilitas militer itu dimasukkan ke dalam agenda KTT ASEAN.
“Pemerintah Aquino tidak seharusnya membagi tanggungjawab mengenai keputusan nasional yang mendasar itu kepada tetangga dan sahabat kami,” katanya sambil menekankan bahwa mereka sendiri akan memutuskan masalah ini melalui referendum seperti menurut ketentuan konstitusi.
Bekas senator Raul Manglapus mengatakan di Singapura, sebelum ia ditunjuk sebagai Menlu bulan ini (Oktober), bahwa sikap mendua di kawasan ASEAN mengenai kedua pangkalan itu harus dituntaskan “jika kita ingin mengikis ketidakjujuran dan ketidakstabilan di kawasan itu.”
Kantor berita Bernama 15 Oktober mengatakan bahwa Manglapus menyarankan agar ASEAN menyatakan sikap bersama mengenai pangkalan militer.
“Jika anggota ASEAN menganggap kedua pangkalan itu tidak penting bagi keamanan regional, kedua pangkalan tersebut sebaiknya tidak lagi diteruskan berada di Filipina sampai tahun 1991.”
Perjanjian mengenai pangkalan militer antara Filipina dengan AS, yang membuat Washington harus mematuhi komitmen pemberian bantuan ekonomi dan militer senilai 900 juta dolar AS itu, akan berakhir tahun 1991. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (22/10/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 272-273.