PAK HARTO HARI INI 69 TAHUN

PAK HARTO HARI INI 69 TAHUN

 

 

Jakarta, Suara Pembaharuan

Kalau bukan dari Presiden Soeharto sendiri, mungkin para wartawan Indonesia pulang dari Kuala Lumpur tanpa menyadari bahwa ke:rja sama Selatan-Selatan sudah lama teijalin antara RI dengan banyak negara Afrika. Beliau memberikan angka-angka. Sudah dengan 63 negara, meliputi 63 proyek, kerja sama itu dilakukan Indonesia. Dan tidak kurang dari 2.600 orang warga negara dari Dunia Ketiga sudah dilatih di sini dalam berbagai bidang.

Dari Pak Harto pulalah wartawan Indonesia mengetahui asal usul dibentuknya G-15 (lima belas negara yang bam saja mengadakan konferensi tingkat tinggi di Kuala Lumpur, Malaysia). Menteri Luar Negeri Ali Alatas yang duduk di sebelah kiri Kepala Negara hanya manggut-manggut mengikuti penjelasan itu. Presiden telah mengambil alih tugasnya. Itulah sifat dari Presiden kita. Beliau selalu berusaha memberikan gambaran menyeluruh, termasuk uraian latar belakang, mengenai setiap permasalahan yang akan disampaikannya.

Perhatikan ketika ia menyampaikan imbauan kepada para pengusaha terkemuka Indonesia di Tapos, menyangkut penyertaan pemilikan saham perusahaan-perusahaan swasta oleh koperasi. Ketika wartawan menanyakan kesan-kesan beliau dari perjalanan yang juga meliputi kunjungan ke Turki, Romania dan Hungaria, maka meluncurlah jawaban-jawaban lancar selama 100 menit, yang malam itu juga ditayangkan melalui televisi secara lengkap ke seluruh negeri.

Jawaban waktu itu merupakan perbandingan antara sekularisme di Turki, sistem Marxisme-Leninisme di Romania dan Hongaria dengan Pancasila. Bagaimana lebih beruntungnya Indonesia memiliki Pancasila dan lebih cocoknya falsafah tersebut bagi bangsa Indonesia. Lalu bagaimana bangsa yang menganut falsafah tersebut sudah mengalami kemajuan dalam pembangunan.

Beberapa hari sebelum berangkat ke Kuala Lumpur, Presiden Soeharto melantik dan memimpin pengangkatan sumpah sepuluh Duta Besar RI. Tiga di antaranya beragama Kristen Protestan. Tetapi salah seorang dari mereka mengucapkan janji, bukan sumpah. Cukup repot juga Presiden waktu itu. “Sekarang yang mengangkat janji. Sekarang yang mengangkat sumpah. Sekarang bersama-sama” , demikian

Presiden berulangkali memimpin tiga duta besar bam itu untuk mengikuti ucapan-ucapannya pada acara tersebut Seorang pejabat dari Sekretariat Negara memberi komentar “Begitulah beliau, gampang diatur acaranya. Tidak banyak menuntut. Memang beliau bertanya kenapa dibuatkan begitu. Tapi setelah dijelaskan latar-belakangnya, beliau terima”.

 

Negarawan Senior

Selama KTT G-15 di Kuala Lumpur, ketika menyambut saat bersama-sama pada sidang-sidang dan pada pertemuan bilateral RI­Malaysia dan waktu mengantar Presiden untuk pulang, Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad bersikap tidak ubahnya seperti adik terhadap abang. Pada pertemuan-pertemuan internasional demikian, nampak kearifan Soeharto sebagai negarawan senior di antara para kepala-kepala pemerintahan lainnya.

Sebenarnya tuan rumah KTT, PM Mahathir, meminta Presiden Soeharto untuk menyampaikan pula sambutan pada pembukaan KTT mewakili peserta. Tetapi Kepala Negara RI itu dengan rendah hati menganjurkan sebaiknya kesempatan tersebut diberikan kepada salah satu negara dari benua lain yang bukan Asia. Karena, PM Mahathir yang sudah mengucapkan pidato pembukaan, dianggapnya sudah cukup mewakili kawasan sini. Tetapi sebagai negarawan yang paling senior, Presiden toh tetap diminta untuk berpidato, ketika semua peserta KTT G-15 itu dijamu Yang Dipertuan Agong Malaysia, di istana raja.

Pada waktu semua delegasi dari 15 negara seusai KTT duduk berjejer menghadap ratusan wartawan, berulangkali Presiden tersenyum, menikmati hal-hal yang lucu, yang muncul dalam acara tanya jawab itu. Dan ketika kepadanya diajukan pertanyaan mengenai niat

Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT Nonblok, dengan sederhana dijawab bahwa negaranya selama ini selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan gerakan Nonblok dan akan selamanya aktif berpartisipasi.

Pertemuan bilateral Rl-Malaysia yang diadakan sebelum Presiden dan rombongan kernbali ke Jakarta, banyak membicarakan mengenai tidak perlunya kedua negara bersaing, tetapi mencari peluang yang masih cukup untuk semua. Lalu Kepala Negara mengambil contoh pemasokan daging babi ke Singapura yang setiap tahun membutuhkan 1,2 juta ekor. Bahkan kerja sama ternak babi antara RI dan Singapura di Pulau Bintan kemungkinannya hanya bisa memasok 600 ribu ekor saja setahun. Olah karenanya, masih banyak lagi peluang untuk yang lain memasok barang-barang kebutuhan Singapura.

 

Berulang Tahun

Pak Harto hari ini 69 tahun. Pemimpin-pemimpin di kawasan ini telah menilai kepemimpinan dan kearifan Pak Harto telah memberikan yang terbaik, bukan saja bagi bangsa dan negaranya, tapi juga kawasan dan dunia. Wakil PM Singapura Goh Chok Tong yang akhir tahun ini akan menggantikan PM Lee Kuan Yew, maupun pemimpin muda Singapura lainnya, Brigjen Lee Hsien Loong baru-baru ini menyatakan pada wartawan-wartawan Indonesia bahwa keberhasilan Presiden Soeharto itu jelas telah membawa kemajuan dan kestabilan di kawasan

Goh Chok Tong malah mengatakan kesenioran dan kearifan Pak Harto telah berhasil mengembangkan pengertian baik bersama di antara negara-negara bertetangga. Ada rasa hormat tertentu pada seseorang yang arif, kata Goh Chok Tong ke alamat Presiden kita. Sebagai pemimpin yang lebih muda, katanya, ia melihat Pak Harto sebagai negarawan paling senior di kawasan ini tidak pernah memperlihatkan diri dominan, malah penuh pengertian.

Selamat ulang tahun Pak Harto!

Sumber : SUARA PEMBAHARUAN (08/06/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 460-464.

 

 

 

i

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.