PAKAILAH ILMU PADI, MAKIN BERISI MAKIN MERUNDUK

PAKAILAH ILMU PADI, MAKIN BERISI MAKIN MERUNDUK

 

 

Presiden Hadiahkan Arloji Tangan Berlapis Emas pada Ellyas Pical

Pesan Presiden Kepada Ellyas Pical:

 

Presiden Soeharto memberi pesan kepada Ellyas Pical, juara tinju kelas super terbang versi IBF, agar tetap rendah hati atas kemenangannya baru-baru ini.

Presiden menerima juara tinju dunia, asal Saparua, Maluku itu, Kamis pagi kemarin di Bina Graha. Elly diantar oleh Wakil KTI Mohammad Anwar promotor Boy Bolang, pelatih Simson Tambunan dan Ibu Elly, Ny. Suzana.

Kepala Negara juga berpesan, Elly jangan menjadi sombong, karena watak sombong, bukan merupakan falsafah bangsa Indonesia, kata Mohammad Anwar kepada pers, di Bina Graha, selesai diterima Presiden.

Anwar mengutip pesan Presiden, agar Elly memakai ilmu padi, yang makin berisi makin merunduk. Berlatihlah baik-baik, tidak hanya fisik dan tehnik, tetapi juga kepercayaan diri sendiri, demikian pesan Presiden yang juga dikutip Anwar.

Presiden mengingatkan, kemenangan yang diperoleh petinju Indonesia, karena anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Karenanya jangan lupa kepada Tuhan dan orang tua, begitu menurut Anwar.

Sekarang ini tantangan bukan hanya untuk Elly, tetapi juga untuk organisasi tinju dan bangsa Indonesia, kata Presiden mengingatkan.

Hadiah Arloji Berlapis Emas

Dalam pertemuan sekitar 40 menit itu, Elly, 25 tahun, anak desa yang tiba­-tiba menjadi juara tinju dunia itu, mendapat hadiah dari Presiden berupa arloji tangan berlapis emas, yang di dalamnya terdapat foto Presiden dan lbu Tien Soeharto.

Bagaimana kesan saudara setelah diterima Presiden, tanya wartawan kepada Elly. “Nyong Ambon” yang bertubuh agak kecil, berat 52 kg, tinggi 164 cm itu, tersenyum lebar dan sembari mengelus-elus dadanya ia berkata : “Biasa-biasa saja…..”

Pemuda berkulit gelap, tak lulus SD, tetapi mendadak menjadi sorotan masyarakat luas itu, kemarin menghadap Presiden dengan mengenakan baju khas daerahnya, baju stelan “baniang”, baju wama merah hati dengan celana berwarna hitam.

Pada dasarnya, ia senang sekali dapat diterima oleh Kepala Negara, namun pembawaan juara dunia yang baru ini, memang agak pemalu dan kurang lancar berbicara.

Demikian pula ibunya, merasa bahagia, anaknya telah menang dan merebut gelar juara tinju kelas dunia, apalagi lalu dapat diterima Presiden.

Ibu Elly yang datang dari Saparua, pulau kecil di Maluku, berharap : “Kalau boleh mendapat sebuah rumah di kampungnya”.

Solichin GP, Ketua KTI, yang juga Sesdalopbang, yang saat ini ikut hadir dalam jumpa pers itu nyeletuk : “Minta saja sama Gubernur Maluku …” Lalu Wakil KTI M. Anwar menyambung : “Mudah-mudahan hal ini didengar Gubernur Maluku …….”

Akan diadu dengan juara WBA.

Promotor Boy Bolang kepada wartawan menerangkan, penantang Elly dari IBF sebanyak 12 orang. Dalam waktu dekat ia akan ke AS untuk menentukan siapa calon penantang Elly.

Tetapi selain penantang dari IBF kemungkinan Elly bisa dihadapkan kepada juara WBA untuk kelas yang sama, yakni Kausal Galaxy dari Thailand.

Diharapkan pertarungan juara IBF dan WBA itu, atau yang juga dikenal dengan istilah “super fight”, dapat diselenggarakan dalam tahun ini juga, demikian menurut Boy Bolang.

Kalau Elly menang, maka gelarnya menjadi dua, juara versi IBF dan versi WBA. Tetapi kalau kalah, Elly tetap memegang gelar juara IBF. (RA).

 

 

Jakarta, Berita Buana

Sumber : Berita Buana (10/05/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 266-268.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.