PANGERAN SIHANOUK: WARTAWAN HARAP SABAR MENUNGGU

PANGERAN SIHANOUK: WARTAWAN HARAP SABAR MENUNGGU

 

 

Jakarta, Antara

“Besok anda sekalian akan mendapatkan menu ala carte (bebas memilih), boleh makan saya, Son Sann atau Hun Sen,” seloroh Pangeran Norodom Sihanouk ketika didesak wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, setibanya dari pertemuannya dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Senin pagi.

Ditanyakan pendapatnya tentang kemungkinan hasil pertemuan kali ini, pimpinan tertinggi Kelompok Pemerintah Demokratik Kampuchea (CGDK) itu secara diplomatis juga menjawab bahwa ia “setengah optimis” dan “setengah pesimis”.

Tanpa menyebutkan hasilnya, ia menyebutkan bahwa pembicarannya dengan Presiden Soeharto yang memakan waktu lebih satu jam itu sangat penting dalam upaya penyelesaian masalah Kampuchea yang sudah berjalan 10 tahun sejak invasi pasukan Vietnam ke Kampuchea akhir Desember 1978.

“Anda harus tahu, usia saya sudah mencapai 67 tahun, hari ini saya sudah terlalu letih,” tuturnya meminta pengertian para wartawan yang terus berusaha mengorek keterangan dari Pangeran Sihanouk.

“Besok pagi, anda boleh memotret atau mewancarai kami sepuasnya,” tuturnya lagi sambil berjalan menuju lift menuju kamar istirahatnya.

Kehadiran Sihanouk dalam pertemuan kali ini, menurut para pengamat, cukup memberikan angin segar karena ia datang dengan sikap yang lebih luwes dan realistis.

Dalam jumpa pers di Bandara Soekamo-Hatta, Sihanouk menyatakan, ia tidak lagi menuntut pembentukan pasukan pemelihara perdamaian di bawah naungan PBB (IPKF) guna mengawasi penarikan mundur pasukan Vietnam dari tanah Kampuchea, tetapi sebagai gantinya ia mengusulkan pembentukan Komisi Pengawas Internasional (ICC).

Sementara itu, pimpinan Front Pembebasan Rakyat Kampuchea (KPNLF) Son Sann yang merupakan salah satu di antara tiga fraksi yang bernaung dibawah CGDK, serta Hun Sen, Perdana Menteri rejim yang berkuasa di Phnom Penh saat ini, dengan pesawat yang berbeda, tiba di Jakarta Senin siang.

 

 

Sumber : ANTARA (01/05/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 673.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.