PARMUSI AKAN LAKUKAN KOREKSI & KRITIK TADJAM KEPADA PEMERINTAH DI FORUM D.P.R
. Hendaki agar Pemerintah Djalan Diatas Rel jang Lurus [1]
Djakarta, Nusantara
Pembukaan Pekan Orientasi Pembangunan Parmusi se-Indonesia telah dilangsungkan Senin malam jbl. bertempat di Geliga. Pekan orientasi pembangunan tsb akan diselenggarakan dari tgi. 4 s/d 9 Oktober 1971 di Djakarta, jang a.l. di – ikuti oleh tjalon2 anggota terpilih DPR dan DPRD DCI Djaya serta anggota2 Pimpinan Pusat Parmusi. Dalam kesempatan resepsi pembukaannja, selain Menteri Sosial Mintaredja selaku Ketua Umum Parmusi, hadir pula menpen Budiardjo jang sempat memberikan tjeramahnja mengenai peranan mass media dalam pembangunan. Disamping itu tampak pula hadir wakil2 dari parpol dan golkar.
Kritik Jang Tadjam
Mensos Minaredja SH selaku Ketua Umum Parmusi, dalam pidatonja a.l. menjatakan dengan tandas bahwa Parmusi dalam mendjalankan salah satu fungsinja akan melakukan koreksi dan kritik2 jang tadjam kepada Pemerintah di dalam forum DPR nanti. Sudah tentu kritik2 itu sifatnja harus membangun dalam pengertian koreksi dan kritik jg konstruktif. Tjalon2 anggota DPR terpilih jang djumlahnja 24 orang didalam mendjalankan praktek tugas2nja sebagai wakil rakjat, akan dinilai setjara kwalitas oleh Pimpinan Parmusi. Dalam hubungan ini tidak usah chawatir, kata Mintaredja, sebab Pimpinan Partai tidak akan mengekang anggota2nja dalam mengemukakan sesuatu pendapat.
Ketjil2 “Tjabe Rawit”
Seterusnja Mintaredja nampaknja hendak memberikan dorongan atau support kepada tjalon2 anggota DPR-nja, dgn mengatakan bahwa hendaknja sebagai ummat Islam chususnja anggota2 Parmusi ini, harus bisa mendjalankan peranannja setjara aktif dan positif. Dengan satu ka1imat, Mintaredja berkata : Parmusi harus mendjadi “tjabe rawit”.
Kalau ummat Islam tidak pandai mengikuti gerakan pembangunan dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, maka bukan sadja partai-nja jang mendapat tjelaan dari masjarakat, tetapi seluruh ummat Islam akan terkena getahnja. Reaksi asal reaksi sadja, tanpa memberikan suatu way out adalah sudah ketinggalan djaman, kata Mintaredja jang menambahkan hendaknja memberikan partisipasi agar Pemerintah selalu berdjalan diatas reelnja jang lurus. (DTS)
Sumber: NUSANTARA (06/10/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 762-763.